Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sultan Hasanuddin, “Ayam Jantan Dari Timur”

Kompas.com - 22/08/2022, 13:44 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.comSultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 dan Pahlawan Nasional Indonesia yang dijuluki dengan sebutan "Ayam Jantan dari Timur".

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631 dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.

Beliau adalah  putra kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15 Sultan Hasanuddin diangkat menjadi Sultan ke-6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun. 

Setelah naik takhta dan memeluk agama islam, beliau mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. 

Sebelum Sultan Hasanuddin naik takhta, masyarakat Gowa memang sudah tidak suka dengan kehadiran bangsa barat yang menguasai rempah-rempah di perairan Sulawesi dan Maluku.

Baca juga: Raja-Raja yang Berkorban demi Bangsa

Sultan Hasanuddin melawan Pemerintahan Belanda

Pada tahun 1653-1670, Sultan Hasanuddin mengagas kebijakan Kerajaan Gowa berupa kebebasan berdagang di laut lepas.

Kebijakan tersebut mendapat tentangan dari VOC. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah persekutuan dagang yang dibentuk oleh pemerintahan Belanda yang bertujuan untuk memonopoli aktivitas perdagangan di Asia. 

Kondisi tersebut akhirnya menimbulkan konflik dan mengakibatkan perseteruan yang mencapai puncaknya saat Sultan Hasanuddin menyerang posisi Belanda di Buton.

Tahun 1660, Sultan Hasanuddin mengawali perlawanan terhadap VOC.

Di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin, pasukan Kerajaan Gowa yang terkenal dengan ketangguhan armada lautnya mulai mengumpulkan kekuatan. 

Kerjaan Gowa bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk melakukan perlawanan terhadap VOC.

Baca juga: Perlawanan Gowa-Tallo (Makassar) terhadap VOC

Melihat perlawanan tersebut, VOC tidak tinggal diam. VOC menjalin kerja sama dengan Kerajaan Bone yang sebelumnya memiliki hubungan tidak baik dengan Kerajaan Gowa.

Kondisi ini dimanfaatkan VOC untuk menambah kekuatan guna melawan Kerajaan Gowa. 

Pada peperangan tersebut, Panglima Bone, Tobala akhirnya tewas. Namun, pemimpin Kerajaan Bone yaitu Aru Palaka berhasil melarikan diri ke Batavia untuk menghindari kejaran tentara Kerjaan Gowa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com