Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Serangan Aku", Kesalahan Pengulangan "Aku" dalam Menulis

Kompas.com - 13/07/2022, 15:31 WIB
Serafica Gischa

Editor

Sumber KBBI

Oleh: Nenny Litania, Guru SD Muhammadiyah 019 Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau

 

KOMPAS.com - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penulis diartikan sebagai orang yang melakukan pekerjaan menulis. Sebutan penulis diberikan bagi seseorang yang menciptakan suatu karya tulis. 

Sedangkan menulis diartikan kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat tulis di suatu sarana atau media penulisan, mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, melalui kegiatan menulis, atau menciptakan suatu karangan dalam bentuk tulisan. 

Untuk menulis, seseorang tidak serta merta langsung bisa menulis dengan baik, terdapat istilah penulis pemula. Setelah berporses dan belajar menulis, seorang penulis pemula akan menjadi penulis berpengalaman. 

Penulis pemula adalah mereka yang baru mencoba belajar menulis, sementara penulis pengalaman atau juga disebut penulis profesional diartikan mereka yang sudah memiliki pengalaman atau jam terbang di dunia penulisan. 

Baca juga: Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Ruang lingkup berpikir penulis pemula cenderung kurang aktual. Mereka tidak cukup berani mengangkat tema dari isu-isu terkini yang berkembang di masyarakat. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan dalam berpikir logis dan menangkap esensi dalam sebuah permasalahan. 

Penulis pemula bisa terindikasi dari tulisannya yang banyak melakukan pengulangan kata. Biasanya ketika mereka menulis cerita fiksi dan menggunakan sudut pandang tokoh aku, maka muncul "Serangan Aku" dalam tulisannya. Apa itu "serangan aku"? 

Istilah "serangan aku" 

Dikutip dari buku 101 Dosa Penulis Pemula (2015) oleh Isa Alamsyah, istilah "serangan aku" adalah adanya pengulangan kata aku dalan penulisan buku, umumnya cerpen atau novel. 

Ketik menuangkan ide cerita, penulis memiliki tiga pilihan dalam sudut pandang cerita atau point of view, yaitu: 

  • Orang pertama (aku, saya, gue)
  • Orang kedua (kamu)
  • Orang ketiga (dia, ia, nama tokoh) 

Pada umumnya seorang penulis menghindari sudut pandang cerita orang kedua karena dinilai sulit mengembangkan narasi dialog. 

Sebagai alternatifnya, kebanyakan memilih sudut pandang cerita orang pertama, degan tujuan mengajak pembaca ikut masuk ke dalam cerita sebagai tokoh utama. 

Baca juga: Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah: Pengertian dan Cirinya

Kebanyakan kesalahan penulis pemula ketika memilih sudut pandang cerita orang pertama yaitu adanya kalimat yang terlalu banyak mengguakan aku atau istilahnya "serangan aku". 

Misalnya:

Ketika aku tiba di rumahku, aku menemukan ibuku di dalam kamarku sedang membersihkan kamarku yang selalu berantakan. 

Kalimat di atas memiliki 6 serangan aku. Kalimat ini terlalu banyak kata aku dan ku. Sebaiknya dihilangkan, maksimal cukup mengulangnya tiga kali saja. Sehingga menjadi kalimat berikut: 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com