Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Big Bang: Hipotesis dan Sejarah Kemunculannya

Kompas.com - 23/05/2022, 10:30 WIB
Belila Mega,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

Kemudian di 1931, Lemaitre menemukan bahwa perluasan alam semesta saat ini berasal dari alam semesta yang sangat kecil di masa lalu.

Ia berpendapat bahwa seluruh massa di alam semesta ini akan terkonsentrasi kembali menjadi satu titik, di mana struktur ruang dan waktu berasal.

Penemuan ini memicu perdebatan di antara fisikawan sepanjang 1920 hingga 1930-an. Mayoritas menyatakan bahwa alam semesta berada dalam keadaan stabil. Dari banyak ilmuwan tersebut, gagasan Lemaitre tampak lebih teologis daripada ilmiah.

Teori lain juga bermunculan selama periode tersebut, seperti Model Milne dan model Oscillary Universe. Dua teori ini didasarkan pada teori relativitas umum Einstein, dan menyatakan bahwa alam semesta mengikuti siklus mandiri yang tidak terbatas.

Baca juga: Teori Nebula

Setelah Perang Dunia II, perdebatan memuncak di antara pendukung teori Steady State oleh astronom Fred Hoyle dan pendukung teori Big Bang.

Namun, ada bukti pengamatan yang akhirnya mendukung Big Bang daripada Steady State.

Penemuan dan konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik pada 1965, memastikan bahwa Big Bang menjadi teori terbaik tentang asal-usul dan evolusi alam semesta. 

Kemajuan signifikan mengenai pengetahuan alam semesta dipengaruhi adanya kemajuan dalam bidang satelit, teleskop, dan simulasi komputer, yang memungkinkan astronom dan ahli kosmologi melihat alam semesta lebih banyak, dan mendapat pemahaman lebih baik mengenai usia sebenarnya.

Demikian pula adanya teleskop ruang angkasa, seperti Cosmic Background Explorer (COBE), Teleskop Luar Angkasa Hubble, Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), dan Observatorium Planck memiliki nilai tak terukur terhadap kemajuan pengetahuan.

Baca juga: J0313-1806, Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com