Hal tersebut membuat penguin dapat menyelam dengan lebih lama dan menghindari penuakit dekompresi saat menyelam.
Adaptasi fisiologis selanjutnya yang dilakukan oleh penguin adalah mengembangkan kelenjar sekresi garam atau kelenjar supraorbital.
Baca juga: Adaptasi Morfologi Pada Hewan
Kelenjar tersebut terletak di atas mata dan secara aktif mengeluarkan garam dari tubuh penguin. Sehingga, penguin dapat meminum air laut yang asin tanpa mengalami efek buruk.
Selain adaptasi morfologis dan fisiologis, penguin juga melakukan adaptasi perilaku untuk bertahan dalam lingkungannya.
Pada hari-hari yang sangat dingin, penguin verkumpul dalam kelompok besar dan meringkuk untuk menghangatkan diri.
Dilansir dari National Geographic, individu bergiliran pindah ke bagian dalam kelompok yang lebih terlindungi dari angin dan lebih hangat. Sedangkan individu yang di tengah dan telah merasakan hangat akan bergerak ke bagian luar kelompok. Sehingga, mereka bergantian mendapatkan kehangatan.
Baca juga: Adaptasi Tumbuhan: Definisi, Tujuan, Cara, Macam, dan Contohnya
Penguin juga beradaptasi di air dengan cara merampingkan tubuhnya saat berenang. Hal tersebut memberikan gaya gesek yang lebih kecil. Sehingga, penguin dapat berenang lebih cepat dan bermanuver lebih bebas.
Adaptasi perilaku penguin selanjutnya adalah tidur dengan posisi paruh yang diselipkan ke siripnya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kehilangan panas terutama dari wajah dan lubang hidung penguin.
Penguin bergantian menjaga anaknya yang baru mentas dari dingin. Salah satu induk penguin akan pergi mencari makanan dalam waktu yang lama untuk mencukupi kebutuhan makanan anaknya yang belum bisa masuk ke laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.