Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaptasi Perilaku yang Dilakukan oleh Paus

Kompas.com - 13/04/2022, 15:58 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.comPaus merupakan hewan mamalia yang hidup di air dan memiliki alat pernapasan berupa paru-paru. Agar dapat bernapas dan menghirup oksigen di udara paus beradaptasi dengan cara naik ke permukaan laut untuk bernapas. 

Sebagai mamalia, paus tidak bisa bernapas di dalam air karena tidak memiliki insang seperti ikan. Pernapasan paus tidak hanya didukung adaptasi perilaku, tetapi juga morfologi dan fisiologi. 

Namun, kali ini kita hanya akan membahas adaptasi perilaku saja. Berikut adalah adaptasi perilaku pada paus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya!

Naik ke permukaan untuk bernapas

Adaptasi perilaku paus yang pertama adalah naik ke permukaan untuk bernapas. Paus bernapas melalui lubang di bagian atas kepalanya. Setelah mengambil napas, paus dapat menyelam dan menahan napasnya.

Baca juga: Mengapa Paus Menyemburkan Air ke Udara?

Berapa lama paus dapat menahan napas bergantung pada jenis spesiesnya. Dilansir dari National Geographic, paus minke dapat menahan napas sekitar 15 menit, paus sperma hingga 90 menit, dan paus berparuh cuvier dapat menahan lebih dari dua jam.

Tidur mengambang di air

Kebutuhannya akan oksigen dari udara, membuat paus mengembangkan adaptasi perilaku berupa tidur mengambang di dekat permukaan air.

Hal tersebut dilakukan agar paus mudah untuk mengambil napas. Sehingga, tidak kehabisan oksigen dan tenggelam saat tidur.

Artinya, paus tidak sepenuhnya tidur seperti mamalia darat. Setengah otak mereka tetap aktif dan waspada sembari tetap mengontrol pernapasannya.

Baca juga: Hewan-Hewan yang Tidur dengan Cara Unik

Kripsis akustik

Adaptasi perilaku selanjutnya yang dilakukan oleh paus adalah kripsis akustik. Seperti yang kita ketahui, paus berkomunikasi dengan satu sama lain lewat gelombang bunyi atau akustik.

Namun, gelombang tersebut tidak hanya didengar paus. Beberapa predator lautan juga dapat mendengar gelombang akustik tersebut.

Kripsis akustik dilakukan oleh induk paus dan anaknya yang masih kecil. Dilansir dari The Gall Lab, kripsis akustik dilakukan dengan mengurangi jumlah panggilan amplitude yang lebih tinggi untuk meminimalkan risiko penyadapan dan deteksi oleh pemangasa.

Sehingga, anak dan induk paus tetap dapat berkomunikasi. Namun, tidak banyak yang didengar oleh predator yang membahayakan anak paus.

Baca juga: Benarkah Paus Beluga Bisa Berbicara Bahasa Manusia?

Membuka mulut lebar-lebar saat makan

Paus adalah makhluk hidup terbesar di bumi. Ukurannya bahkan lebih besar dari dinosaurus. Dengan tubuh yang sangat besar, paus juga memerlukan asupan makanan yang sangat banyak.

Sehingga, paus mengembangkan adaptasi perilaku saat makan. Yaitu, dengan membuka mulutnya lebar-lebar saat makan. Sehingga, lebih banyak mangsa yang masuk ke dalam mulutnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com