KOMPAS.com - Wacana sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti politik, antropologi, sosiologi dan filsafat. Di luar keempat bidang tersebut, wacana sangat erat kaitannya dengan bidang bahasa dan sastra.
Dalam satuan kebahasaan, wacana menjadi unsur tertinggi. Wacana juga menjadi bagian dari salah satu kajian linguistik, yang dikenal dengan istilah analisis wacana. Wacana bisa ditemui dalam novel, buku, ensiklopedia, karangan utuh, dan lainnya.
Menurut Eti Setiawati dan Roosi Rusmawati dalam buku Analisis Wacana (Konsep, Teori, dan Aplikasi) (2019), wacana merupakan satuan bahasa yang paling lengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar.
Wacana mempunyai bentuk serta proposisi yang berkesinambungan. Ada awalan dan akhiran yang jelas dalam sebuah wacana.
Bentuk penyampaiannya bisa lewat media lisan ataupun tertulis. Keberadaannya bisa dilihat dari suatu rangkaian kalimat yang utuh dan serasi sehingga akhirnya membentuk makna pada sebuah wacana.
Baca juga: Komunikasi Verbal: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Prinsipnya
Mengutip dari buku Keutuhan Wacana (2010) karya Junaiyah H. M. dan E. Zaenal Arifin, wacana juga dapat diartikan sebagai unsur bahasa terlengkap dan menjadi satuan tertinggi dalam sebuah hierarki gramatikal, direalisasikan dalam karangan utuh dengan kelengkapan amanat, karena ada hubungan isi (koherensi) dan hubungan bahasa (kohesi) yang erat dan serasi.
Ciri wacana
Wacana memiliki sejumlah ciri, yaitu:
- Satuan gramatikal
Wacana merupakan satuan gramatikal, yaitu tata bahasa yang telah ditentukan.
- Satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap
Wacana termasuk dalam satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap dalam sebuah kajian linguistik atau kebahasaan.
- Punya hubungan proposisi
Proposisi merupakan ungkapan yang dapat dipercaya atau dibuktikan kebenarannya. Berarti, wacana harus bisa dibuktikan kebenarannya atau dapat dipercaya.
- Bisa dalam bentuk lisan ataupun tulisan
Cara penyampaian wacana bisa dalam bentuk tulisan (teks) ataupun lisan (ujaran).
- Membahas topik atau hal tertentu
Wacana berisikan pembahasan tentang topik atau hal tertentu yang ingin disampaikan.
- Memiliki hubungan kontinuitas
Artinya wacana disusun secara berkelanjutan atau berkesinambungan.
- Memiliki hubungan kohensi dan koherensi
Artinya wacana memiliki keterikatan antar unsur dalam suatu teks, serta memiliki hubungan logis antar kalimat dalam suatu paragraf.
Baca juga: Komponen Penunjang Komunikasi dalam Jaringan (Daring)
Dalam buku Membaca dan Menulis Wacana: Petunjuk Praktis Bagi Mahasiswa (2007) karya Josep Hayon, berdasarkan sudut pandang bentuk bahasanya, wacana dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Wacana lisan merupakan penyampaian wacana lewat media lisan atau langsung. Jenis wacana ini memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi dalam penyampaiannya tidak terputus. Wacana lisan juga sulit untuk diulang, artinya susah untuk diulang sesuai dengan ujaran pertama.
Dalam penyampaiannya, wacana lisan jauh lebih pendek dibanding wacana tulis. Selain itu, penyampai wacana ini juga harus memakai gerakan tubuh yang sesuai untuk memperjelas konteks apa yang sedang disampaikan.
Wacana tulis merupakan penyampaian wacana lewat media tulis atau teks. Jenis wacana ini dianggap lebih efektif dan lebih mudah dibanding wacana lisan, terlebih lagi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan serta gagasan.
Dalam penyampaiannya, wacana tulis jauh lebih panjang dan menggunakan bahasa baku. Selain itu, jenis wacana ini juga memiliki unsur kebahasaan yang lengkap, artinya tidak menghilangkan satu atau dua bagiannya.
Wacana tulis memungkinkan orang lain untuk melihat kembali isi wacana, tanpa adanya perbedaan unit kebahasaan.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia
Selain wacana lisan dan wacana tulis, jenis wacana juga bisa dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu:
- Wacana monolog
Merupakan jenis wacana yang disampaikan oleh satu orang, tanpa melibatkan orang lain. Wacana monolog bisa ditemui dalam khotbah, orasi, dan lainnya. Wacana monolog terjadi ketika pendengar tidak menanggapi secara langsung apa yang disampaikan oleh penyampai wacana.
- Wacana dialog
Merupakan jenis wacana yang dipakai dalam bentuk interaksi. Wacana ini terjadi ketika ada dua orang atau lebih saling berinteraksi dan terjadi pergantian peran antar keduanya. Misal pembicara jadi pendengar. Jenis wacana ini mudah ditemui dalam percakapan sehari-hari.
- Wacana polilog
Merupakan jenis wacana yang melibatkan lebih dari dua orang dan semuanya berperan aktif dalam sebuah interaksi. Biasanya jenis wacana ini menggunakan topik yang luas sebagai bahan pembicaraannya. Wacana polilog bisa ditemui dalam debat atau diskusi.
Baca juga: Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Berdasarkan pemaparannya, wacana bisa dibedakan menjadi lima, yaitu:
- Wacana naratif
Adalah jenis wacana yang isinya mengandung rangkaian peristiwa. Tujuannya untuk memperluas pengetahuan pembaca atau pendengar.
- Wacana prosedural
Adalah jenis wacana yang berisi paparan mengenai suatu proses yang berurutan atau kronologis. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara atau menghasilkan sesuatu.
- Wacana deskriptif
Adalah jenis wacana yang berisi pemaparan tentang kejadian sebenarnya. Tujuannya untuk menyampaikan kesan utama tentang suatu hal.
- Wacana eksposisi
Adalah jenis wacana yang isinya memuat keterangan atau penjelasan tentang suatu pokok pikiran. Tujuannya untuk menyampaikan fakta secara berurutan dan logis.
- Wacana persuasi
Adalah jenis wacana yang berisi paparan tentang penjelasan suatu hal, bertujuan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar agar menuruti apa yang disampaikan penulis.
Baca juga: Mengenal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ada tiga syarat utama untuk membentuk wacana yang baik, yaitu:
- Kepaduan wacana
Kepaduan wacana dapat tercapai jika merangkai kalimat dan paragraf secara terpadu serta logis. Hal ini juga dapat tercapai dengan menggunakan kata hubung yang sesuai.
- Kesatuan wacana
Kesatuan wacana dapat tercapai jika paragraf yang tersusun saling memiliki keterkaitan atau keterhubungan satu sama lain.
- Kelengkapan wacana
Kelengkapan wacana dapat tercapai jika seluruh paragrafnya menjadi inti dari suatu pembahasan yang ditulis dan merujuk pada pokok pikiran wacana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.