Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana: Definisi, Ciri, Jenis, dan Syaratnya

Kompas.com - 06/07/2021, 13:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comWacana sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti politik, antropologi, sosiologi dan filsafat. Di luar keempat bidang tersebut, wacana sangat erat kaitannya dengan bidang bahasa dan sastra.

Dalam satuan kebahasaan, wacana menjadi unsur tertinggi. Wacana juga menjadi bagian dari salah satu kajian linguistik, yang dikenal dengan istilah analisis wacana. Wacana bisa ditemui dalam novel, buku, ensiklopedia, karangan utuh, dan lainnya.

Definisi wacana

Menurut Eti Setiawati dan Roosi Rusmawati dalam buku Analisis Wacana (Konsep, Teori, dan Aplikasi) (2019), wacana merupakan satuan bahasa yang paling lengkap dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar.

Wacana mempunyai bentuk serta proposisi yang berkesinambungan. Ada awalan dan akhiran yang jelas dalam sebuah wacana.

Bentuk penyampaiannya bisa lewat media lisan ataupun tertulis. Keberadaannya bisa dilihat dari suatu rangkaian kalimat yang utuh dan serasi sehingga akhirnya membentuk makna pada sebuah wacana.

Baca juga: Komunikasi Verbal: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Prinsipnya

Mengutip dari buku Keutuhan Wacana (2010) karya Junaiyah H. M. dan E. Zaenal Arifin, wacana juga dapat diartikan sebagai unsur bahasa terlengkap dan menjadi satuan tertinggi dalam sebuah hierarki gramatikal, direalisasikan dalam karangan utuh dengan kelengkapan amanat, karena ada hubungan isi (koherensi) dan hubungan bahasa (kohesi) yang erat dan serasi.

Ciri wacana

Wacana memiliki sejumlah ciri, yaitu:

  1. Satuan gramatikal
    Wacana merupakan satuan gramatikal, yaitu tata bahasa yang telah ditentukan.
  2. Satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap
    Wacana termasuk dalam satuan terbesar, tertinggi atau terlengkap dalam sebuah kajian linguistik atau kebahasaan.
  3. Punya hubungan proposisi
    Proposisi merupakan ungkapan yang dapat dipercaya atau dibuktikan kebenarannya. Berarti, wacana harus bisa dibuktikan kebenarannya atau dapat dipercaya.
  4. Bisa dalam bentuk lisan ataupun tulisan
    Cara penyampaian wacana bisa dalam bentuk tulisan (teks) ataupun lisan (ujaran).
  5. Membahas topik atau hal tertentu
    Wacana berisikan pembahasan tentang topik atau hal tertentu yang ingin disampaikan.
  6. Memiliki hubungan kontinuitas
    Artinya wacana disusun secara berkelanjutan atau berkesinambungan.
  7. Memiliki hubungan kohensi dan koherensi
    Artinya wacana memiliki keterikatan antar unsur dalam suatu teks, serta memiliki hubungan logis antar kalimat dalam suatu paragraf.

Baca juga: Komponen Penunjang Komunikasi dalam Jaringan (Daring)

Jenis wacana

Dalam buku Membaca dan Menulis Wacana: Petunjuk Praktis Bagi Mahasiswa (2007) karya Josep Hayon, berdasarkan sudut pandang bentuk bahasanya, wacana dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Wacana lisan

Wacana lisan merupakan penyampaian wacana lewat media lisan atau langsung. Jenis wacana ini memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi dalam penyampaiannya tidak terputus. Wacana lisan juga sulit untuk diulang, artinya susah untuk diulang sesuai dengan ujaran pertama.

Dalam penyampaiannya, wacana lisan jauh lebih pendek dibanding wacana tulis. Selain itu, penyampai wacana ini juga harus memakai gerakan tubuh yang sesuai untuk memperjelas konteks apa yang sedang disampaikan.

  • Wacana tulis

Wacana tulis merupakan penyampaian wacana lewat media tulis atau teks. Jenis wacana ini dianggap lebih efektif dan lebih mudah dibanding wacana lisan, terlebih lagi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan serta gagasan.

Dalam penyampaiannya, wacana tulis jauh lebih panjang dan menggunakan bahasa baku. Selain itu, jenis wacana ini juga memiliki unsur kebahasaan yang lengkap, artinya tidak menghilangkan satu atau dua bagiannya.

Wacana tulis memungkinkan orang lain untuk melihat kembali isi wacana, tanpa adanya perbedaan unit kebahasaan.

Baca juga: Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia

Selain wacana lisan dan wacana tulis, jenis wacana juga bisa dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu:

  1. Wacana monolog
    Merupakan jenis wacana yang disampaikan oleh satu orang, tanpa melibatkan orang lain. Wacana monolog bisa ditemui dalam khotbah, orasi, dan lainnya. Wacana monolog terjadi ketika pendengar tidak menanggapi secara langsung apa yang disampaikan oleh penyampai wacana.
  2. Wacana dialog
    Merupakan jenis wacana yang dipakai dalam bentuk interaksi. Wacana ini terjadi ketika ada dua orang atau lebih saling berinteraksi dan terjadi pergantian peran antar keduanya. Misal pembicara jadi pendengar. Jenis wacana ini mudah ditemui dalam percakapan sehari-hari.
  3. Wacana polilog
    Merupakan jenis wacana yang melibatkan lebih dari dua orang dan semuanya berperan aktif dalam sebuah interaksi. Biasanya jenis wacana ini menggunakan topik yang luas sebagai bahan pembicaraannya. Wacana polilog bisa ditemui dalam debat atau diskusi.

Baca juga: Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Berdasarkan pemaparannya, wacana bisa dibedakan menjadi lima, yaitu:

  1. Wacana naratif
    Adalah jenis wacana yang isinya mengandung rangkaian peristiwa. Tujuannya untuk memperluas pengetahuan pembaca atau pendengar.
  2. Wacana prosedural
    Adalah jenis wacana yang berisi paparan mengenai suatu proses yang berurutan atau kronologis. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara atau menghasilkan sesuatu.
  3. Wacana deskriptif
    Adalah jenis wacana yang berisi pemaparan tentang kejadian sebenarnya. Tujuannya untuk menyampaikan kesan utama tentang suatu hal.
  4. Wacana eksposisi
    Adalah jenis wacana yang isinya memuat keterangan atau penjelasan tentang suatu pokok pikiran. Tujuannya untuk menyampaikan fakta secara berurutan dan logis.
  5. Wacana persuasi
    Adalah jenis wacana yang berisi paparan tentang penjelasan suatu hal, bertujuan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar agar menuruti apa yang disampaikan penulis.

Baca juga: Mengenal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Syarat wacana

Ada tiga syarat utama untuk membentuk wacana yang baik, yaitu:

  1. Kepaduan wacana
    Kepaduan wacana dapat tercapai jika merangkai kalimat dan paragraf secara terpadu serta logis. Hal ini juga dapat tercapai dengan menggunakan kata hubung yang sesuai.
  2. Kesatuan wacana
    Kesatuan wacana dapat tercapai jika paragraf yang tersusun saling memiliki keterkaitan atau keterhubungan satu sama lain.
  3. Kelengkapan wacana
    Kelengkapan wacana dapat tercapai jika seluruh paragrafnya menjadi inti dari suatu pembahasan yang ditulis dan merujuk pada pokok pikiran wacana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Skola
Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Skola
Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Skola
6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com