KOMPAS.com – Tanaman bisa tumbuh dan berkembang dari yang awalnya hanya berupa pucuk kecil, menjadi pohon yang kokoh.
Hal tersebut karena adanya berbagai hormon pertumbuhan yang mendukung tumbuh kembangnya tanaman. Salah satu contoh hormon pertumbuhan yaitu sitokinin.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sitokonin disintesis di akar dan biasanya berasal dari adenine. Sehingga sitokonin merupakan hormon turunan adenine.
Dari akar, sitokinin akan naik ke atas melewati pembuluh xilem untuk kemudian naik hingga ke bagian pertumbuhan tanaman.
Baca juga: 10 Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Fungsi dan pengaruh sitokinin dapat dilihat melalui hal berikut:
Sitokinin berperan penting dalam pembelahan sel untuk pertumbuhan tanaman. Sitokinin bekerja sama dengan hormon auksi, dan menginisiasi pembelahan sel pada tunas dengan cepat , pertumbuhan ujung daun dan batang, embriogenesisi, perkembangan jaringan pengangkut, juga mencegah kekerdilan pada tumbuhan.
Sitokinin yang memciu pembelahan sel, berarti dapat membuat pemanjangan sel. Sel yang awalnya masi muda dan sedikit, mengalami pertumbuhan akibat adanya sitokinin. Sel memanjang juga perlahan menumbuhkan bagian baru dari tumbuhan.
Sitokonin mendorong diferensiasi atau pengkhususan sel. Sel muda yang tidak memiliki fungsi spesifik berdiferensiasi untuk membangun organ dengan fungsi spesifik karena adanya sitokinin.
Dilansir dari Biology Discussion, sitokinin menginduksi pembentukan daun baru, kloroplas pada daun, pembentukan tunas lateral, pemanjangan akar, pembentukan tunas adventif, dan juga lignifikasi serta diferensasi cambium antar-fasikular.
Baca juga: Metagenesis Tumbuhan Paku: Pengertian, Skema dan Jenisnya
Setelah mendorong diferensiasi sel muda, sitokinin juga mendorong penuaannya. Membuat darun muda yang awalnya pucuk kecil menjadi memanjang, melebar, dan berubah menjadi daun tua dengan fungsi yang sempurna.
Walaupun mendukung penuaan sel muda, sitokinin dapat memperlambat terjadinya daun, bunga, serta buah yang gugur, hal tersebut karena sitokinin bisa meningkatkan penyerapan nutrisi dan mentransportasikannya ke seluruh bagian tanaman.
Argueso dan teman-teman dalam buku Environmental Perception Avenues: The Interaction of Cytokinin and Enviromental Response Pathway (2009) menyebutkan bahwa sitokinin mengatur kemampuan tanaman untuk mengambil berbagai nutrisi dari lingkungan seperti nitrogen, fosfor, belerang, dan besi.
Kadar sitokinin yang tinggi menyebabkan tanaman masih bisa tumbuh dengan baik walau terjadi kekeringan atau kekurangan nutrisi dalam tanah tempatnya tumbuh.
Terganggunya sitokinin dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada tanaman. Misalnya tumbuhan kerdil, pertumbuhan bunga dan buah yang abnormal, bintil akar berkurang dan mengurangi kemampuannya menyerap nutrisi, serta tanaman yang kurang nutrisi.
Baca juga: Ciri Khusus Tumbuhan Teratai dan Fungsinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.