KOMPAS.com – Tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Fotosintesis tumbuhan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen melalui celah yang dinamakan dengan stomata.
Istilah stomata berasal dari bahasa Yunani “stoma” yang berarti mulut. Hal tersebut mengacu pada stomata yang berupa celah seperti mulut atau mata bisa membuka dan menutup.
Gerakan terbukanya stomata pada daun saat melakukan fotosintesis disebabkan oleh kenaikan kadar gula pada plasma sel pengawal.
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, stomata sebagai organ pengatur gas pada tumbuhan telah mengembangkan struktur spesifik dan fisiologi yang unik dan menghasilkan pergerakan sel penjaga.
Baca juga: Sejarah Penemuan Fotosintesis
Stomata pada umumnya ditemui di lapisan epidermis di seluruh bagian tumbuhan, kecuali akar. Stomata memiliki struktur berupa celah berbentuk elips yang dikelilingi sel penjaga pada epidermis.
Sel penjaga merupakan “struktur bibir” stomata yang mengendalikan penutupan serta pembukaan stomata.
Dilansir dari Biology Disscussion, sel penjaga adalah sel epidermis khusus yang dinding selnya tebal juga tidak elastis dan dikelilingi oleh sel epidermis modifikasi lain, dinamakan sel tambahan atau sel aksesori.
Selain sel penjaga, bagian lain yang mengeliingi stoma memiliki dinding sel yang tipis, elastis, dan semi-permeabel.
Fungsi utama dari stomata adalah pertukaran gas pada proses fotosintesis. Salah satu bahan utama fotosintesis adalah karbon dioksida dari udara.
Dilansir dari Biology Dictionary, stomata berkembang untuk memastikan bahwa cukup karbon dioksida bisa menembus daun dan jaringan lain tanaman untuk memastikan fotosintesis lebih efisien.
Baca juga: Proses yang Terjadi pada Reaksi Terang Fotosintesis
Karbon dioksida dapat masuk ke dalam tumbuhan melalui stomata yang terbuka, tidak ada jalan masuk lainnya.
Setelah proses fotosintesis dilakukan, karbon dioksida tersebut akan berubah menjadi oksigen yang harus dikeluarkan. Lagi-lagi oksigen keluar dari jalan yang sama saat karbon dioksida masuk, yaitu stomata.
Fungsi lain yang tak kalah penting dari stomata adalah regulasi pergerakan air dalam tumbuhan melalui transpirasi.
Stomata membantu penguapan uap air dari dalam tubuh tumbuhan. Saat tumbuhan kelebihan air, stomata akan terbuka untuk transpirasi. Adapun saat tumbuhan kekurangan air atau cuaca panas, stomata akan tertutup untuk menghindari kekurangan air.
Stomata juga diketahui dapat menjadi indikator karbon dioksida dan suhu di masa lampau. Kadar karbon dioksida dan suhu di bumi berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu.
Stomata pada fosil tumbuhan dapat membantu penentuan kadar karbon dioksida dan suhu pada suatu waktu.
Baca juga: Perbedaan Fotosintesis dan Respirasi
Adapun saat kadar karbon dioksida rendah, tanaman memiliki lebih banyak stomata untuk mengikat karbon dioksida lebih banyak.
Stomata yang sedikit juga menjadi indikator bahwa pada masa itu, sehingga dapat disimpulkan fosil tersebut berasal dari masa suhu global tinggi. Adapun jika stomata banyak, maka dapat disimpulkan, fosil tersebut berasal dari masa suhu global rendah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.