Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flora dan Fauna Khas Banten

Kompas.com - 11/06/2021, 16:30 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banten merupakan salah satu provinsi Indonesia yang tidak hanya kaya akan kebudayaan, namun memiliki flora dan fauna khasnya sendiri.

Banten masih memiliki alam yang terjaga terutama karena keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Pandeglang, Provinsi Banten. Berikut adalah flora dan fauna khas Banten:

Flora khas Banten

Kokoleceran dengan nama latin Vatica Bantamensis adalah flora endemik Banten yang menjadi maskot kota Banten.

Dalam jurnal Inisiasi Tunas Kokoleceran Pada Berbagai Jenis Media Tanam dan Konsentrapsi BAB Secara In Vitro (2017) oleh Sri Sudiyanti dan teman-teman, kokoleceran adalah pohon berbuah yang dapat tumbuh tinggi hingga 30 meter dan hanya tumbuh di Taman Nasional Ujung Kulon.

Pohon kokoleceran memiliki batang muda yang berbulu halus dan lebat. Buah kokoleceran memiliki bii yang kecil yaitu dengan diameter 1 cm dengan tangkai yang pendek.

Baca juga: Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia

Buah kokoleceran tumbuh dari bunga yang memiliki ukuran sekitar 7 sentimeter dengan tangkai sepanjang 5 sentimeter. Pohon kokoleceran memiliki daun yang melanset atau berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 2,2 sentimeter.

Batang kokoleceran adalah kayu yang kuat dan biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau kapal laut. Namun sayangnya kokoleceran telah masuk ke dalam endangered list atau daftar merah spesies yang terancam punah.

Fauna khas Banten

Dilansir dari Indonesia Baik, ada empat spesies satwa endemik Banten yang tergolong langka yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), owa Jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aigula), dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).

Berikut penjelasannya:

  • Badak Jawa

Badak Jawa dengan nama latin Rhinoceros sondaicus adalah badak bercula satu yang dapat tumbuh hingga 4 meter dengan berat mencapai 2 kuintal.

Badak Jawa jantan memiliki satu tanduk di kepalanya yang tidak berikatan dengan tulang tengkorak, sedangkan betinanya tidak memiliki tanduk sama sekali.

Dilansir dari Animal Diversity, badak Jawa memiliki lipatan pada bagian bahu, punggung, dan ujung belakang. Mereka berkembang biak hanya sekali dalam jangka waktu 4 hingga 5 tahun, hal ini karena badak Jawa biasa mengurus anaknya terlebih dulu.

Baca juga: Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

  • Owa Jawa

Owa Jawa dengan nama latin Hylobates moloch adalah jenis primata yang terancam punah. Owa Jawa merupakan primata dengan kepala dan rahang yang kecil.

Mereka memiliki tubuh ramping berbulu abu-abu keperakan, alis berwarna putih, kulit wajah berwarna hitam, memiliki pantat serupa bantalan duduk, dan juga lengan yang panjang.

Dilansir dari Pusat Studi Satwa Primata IPB University, owa Jawa dewasa dapat mencapai panjang tubuh sekitar 75 hingga 80 sentimeter dengan bobot tubuh mencapai 6 kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com