Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Flora dan Fauna Khas Banten

KOMPAS.com - Banten merupakan salah satu provinsi Indonesia yang tidak hanya kaya akan kebudayaan, namun memiliki flora dan fauna khasnya sendiri.

Banten masih memiliki alam yang terjaga terutama karena keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Pandeglang, Provinsi Banten. Berikut adalah flora dan fauna khas Banten:

Flora khas Banten

Kokoleceran dengan nama latin Vatica Bantamensis adalah flora endemik Banten yang menjadi maskot kota Banten.

Dalam jurnal Inisiasi Tunas Kokoleceran Pada Berbagai Jenis Media Tanam dan Konsentrapsi BAB Secara In Vitro (2017) oleh Sri Sudiyanti dan teman-teman, kokoleceran adalah pohon berbuah yang dapat tumbuh tinggi hingga 30 meter dan hanya tumbuh di Taman Nasional Ujung Kulon.

Pohon kokoleceran memiliki batang muda yang berbulu halus dan lebat. Buah kokoleceran memiliki bii yang kecil yaitu dengan diameter 1 cm dengan tangkai yang pendek.

Buah kokoleceran tumbuh dari bunga yang memiliki ukuran sekitar 7 sentimeter dengan tangkai sepanjang 5 sentimeter. Pohon kokoleceran memiliki daun yang melanset atau berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 2,2 sentimeter.

Batang kokoleceran adalah kayu yang kuat dan biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau kapal laut. Namun sayangnya kokoleceran telah masuk ke dalam endangered list atau daftar merah spesies yang terancam punah.

Fauna khas Banten

Dilansir dari Indonesia Baik, ada empat spesies satwa endemik Banten yang tergolong langka yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), owa Jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aigula), dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).

Berikut penjelasannya:

  • Badak Jawa

Badak Jawa dengan nama latin Rhinoceros sondaicus adalah badak bercula satu yang dapat tumbuh hingga 4 meter dengan berat mencapai 2 kuintal.

Badak Jawa jantan memiliki satu tanduk di kepalanya yang tidak berikatan dengan tulang tengkorak, sedangkan betinanya tidak memiliki tanduk sama sekali.

Dilansir dari Animal Diversity, badak Jawa memiliki lipatan pada bagian bahu, punggung, dan ujung belakang. Mereka berkembang biak hanya sekali dalam jangka waktu 4 hingga 5 tahun, hal ini karena badak Jawa biasa mengurus anaknya terlebih dulu.

  • Owa Jawa

Owa Jawa dengan nama latin Hylobates moloch adalah jenis primata yang terancam punah. Owa Jawa merupakan primata dengan kepala dan rahang yang kecil.

Mereka memiliki tubuh ramping berbulu abu-abu keperakan, alis berwarna putih, kulit wajah berwarna hitam, memiliki pantat serupa bantalan duduk, dan juga lengan yang panjang.

Dilansir dari Pusat Studi Satwa Primata IPB University, owa Jawa dewasa dapat mencapai panjang tubuh sekitar 75 hingga 80 sentimeter dengan bobot tubuh mencapai 6 kilogram.

Mereka adalah makhluk monogamy yang setia dan hanya menghasilkan keturunan setiap 2 hingga 3 tahun sekali saja.

  • Surili

Surili dengan nama latin Presbytis aigula adalah spesies monyet dilindungi yang terancam punah. Mereka adalah monyet pemakan daun dengan bulu panjang dan lebat yang berwarna abu-abu yang sangat pemalu.

Surili digunakan sebagai maskot Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2016 untuk mendukung upaya konsevasinya.

  • Anjing hutan

Anjing hutang dengan nama latin Cuon alpinus javanicus atau yang akrab dipanggil dengan sebutan ajag adalah anjing yang hidup di hutan.

Anjing hutan memiliki perawakan sedang dengan bulu berwarna coklat kemerahan, ekor berwarna hitam, dan dagu serta perut berwarna putih.

Ajag seringkali disalahpahami sebagai serigala karena memiliki perawakan yang mirip dan sering melolong dengan sangat keras.

Mereka adalah predator yang hidup secara soliter dan memburu mangsa seperti kancil, kelinci, kijang, rusa, bahkan babi hutan.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/11/163000369/flora-dan-fauna-khas-banten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke