Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2021, 14:28 WIB

KOMPAS.com - Senjata tradisional ada, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan nilai kebudayaan di suatu daerah. Setiap wilayah Indonesia memiliki senjata tradisionalnya masing-masing, termasuk Papua.

Pisau belati merupakan salah satu senjata tradisional khas Papua. Senjata ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh atau lainnya. Di balik hal itu, pisau belati khas Papua cukup populer dan dikenal, karena memiliki keunikan.

Dalam Ensiklopedia Pelajar dan Umum (2010) karya Gamal Komandoko, pisau belati termasuk senjata tradisional yang memiliki keunikan.

Karena bahan utama pembuatannya berbeda dengan senjata tradisional pada umumnya, yakni dari tulang burung kasuari.

Baca juga: Tombak dan Peda, Senjata Tradisional Sulawesi Utara

Walau terbuat dari tulang burung kasuari, senjata ini cukup tajam dan bisa mematikan musuh atau targetnya. Selain menggunakan tulang, bulu burung ini juga dimanfaatkan dan dipasang pada gagang pisau belatinya.

Posisinya bisa berada di bagian ujung gagang, tetapi ada pula yang dipasang di bagian samping. Untuk membuatnya semakin unik, pada gagangnya diberi anyaman kulit kayu yang sebelumnya telah dicat warna putih.

Keunikan lain dari pisau belati ini ialah adanya kerang sebagai hiasan senjata. Kerang tersebut terletak di bagian gagang senjatanya yang dipasang bersamaan bulu burung kasuari.

Senjata tradisional ini diperkenalkan pertama kali oleh warga suku Asmat. Dipercaya jika dulunya senjata tersebut hanya digunakan untuk ritual pembunuhan saja.

Namun, untuk saat ini pisau belati sering dikenakan sebagai pelengkap pakaian adat pria khas Papua. Cara memakainya adalah dengan dililitkan di sisi pinggang prianya.

Baca juga: Keunikan Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Menurut Rahmat M dalam Mengenal Senjata Tradisional (2010), pisau belati selain digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, senjata tradisional ini juga dimanfaatkan untuk berburu hewan serta berperang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+