Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmu Arkeologi: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Manfaat dan Tahapannya

Kompas.com - 05/04/2021, 13:51 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmu arkeologi mengkaji kehidupan manusia serta kebudayaan di masa lampau. Teknik penelitiannya dilakukan dengan survei dan penggalian atau ekskavasi.

Sebagai salah satu cabang ilmu, arkeologi melakukan pengkajian dengan cara menemukan, mendokumentasikan, menganalisis serta mengintepretasi data, berupa artefak, ekofak dan fitur.

Pengertian ilmu arkeologi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arkeologi diartikan sebagai ilmu yang mengkaji kehidupan serta kebudayaan kuno lewat benda peninggalannya, seperti peralatan rumah tangga dan patung.

Ilmu arkeologi dalam bahasa Inggris disebut sebagai archaeology atau archeology. Melansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), archaeology merupakan kajian studi ilmiah mengenai sisa materi kehidupan dan aktivitas manusia di masa lampau.

Arkeologi memegang peranan penting sebagai sumber utama pengetahuan budaya prasejarah yang bersifat kuno dan mungkin sudah punah.

Menurut A. Nurkidam dan Hasmiah Herawaty dalam buku Arkeologi sebagai Suatu Pengantar (2019), secara etimologi kata arkeologi berasal dari Bahasa Yunani, archeo dan logosArcheo berarti kuno dan logos berarti ilmu.

Sedangkan jika dilihat dari sisi terminologinya, arkeologi diartikan sebagai kajian studi aspek sosial dan kebudayaan di masa lampau melalui sisa material yang ditemukan, tujuannya untuk menyusun serta menguraikan kejadian tersebut.

Baca juga: Bedanya Ilmu dan Pengetahuan

Sejarah ilmu arkeologi

Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-6 Sebelum Masehi atau sekitar 556 Sebelum Masehi hingga 539 Sebelum Masehi, Raja Neo Babilonia bernama Nabonidus beserta putrinya melakukan penggalian peninggalan masyarakat berupa kuil di masa kuno. Tujuan penggalian ini untuk melihat fondasi bangunan kuno di masa lampau.

Pada abad ke-5 Sebelum Masehi, Herodotus, sarjana dari Yunani, mengumpulkan data dan mengobservasi adat kebiasaan bangsa Mesir Kuno, Scythia, Yunani dan Persia, secara etnografis. Hingga saat ini, Herodotus dikenal sebagai bapak antropologi dan sejarah.

Selama berabad-abad, etnografis menjadi cara utama pengumpulan data penelitian di masa lampau. Arkeologi mulai dikenal pada abad Renaissance. Saat itu, banyak ahli mempelajari bangunan monumen kuno di Yunani dan Italia.

Hingga 1840, arkeologi belum menjadi bagian dari disiplin ilmiah. Namun, arkeologi terus berkembang sebagai metode pengumpulan data kuno. Akhirnya arkeologi dikenal sebagai salah satu cabang keilmuan yang membawa banyak manfaat.

Tujuan ilmu arkeologi

Dalam jurnal Pusat Kajian dan Penelitian Arkeologi Kalimantan Barat (2013) karya Benson Manalu, secara garis besar ilmu arkeologi bertujuan untuk mendapatkan data akurat tentang kehidupan di masa lampau.

Baca juga: Metode Pendekatan dalam Ilmu Antropologi

Jika dijabarkan, ilmu arkeologi memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

  1. Menggambarkan kembali sejarah kebudayaan masyarakat di masa lampau.
  2. Menggambarkan kembali cara hidup masyarakat di masa lampau.
  3. Menggambarkan kembali proses perubahan budaya di masa lampau.

Manfaat ilmu arkeologi

Arkeologi sebagai salah satu cabang ilmu, bermanfaat untuk memberi gambaran kepada masyarakat tentang bagaimana kehidupan di masa lampau. Ilmu ini juga bermanfaat untuk memberi pengetahuan mengenai peradaban manusia.

Ilmu arkeologi membantu manusia dalam mendapat pengetahuan serta mengerti bagaimana asal muasalnya serta peristiwa apa saja yang terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com