Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baju Kurung, Pakaian Tradisional Brunei Darussalam

Kompas.com - 18/03/2021, 13:46 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Kebudayaan di Brunei Darussalam cukup beragam. Hal ini karena masyarakat Brunei Darussalam terdiri dari Melayu, Tionghoa, dan lainnya.

Mayoritas agama yang dianut adalah Islam, sehingga sistem kebudayaan di Negara Brunei berkiblat pada Islam dengan pengaruh dari budaya Melayu.

Salah satu kebudayaan Brunei Darussalam dapat dilihat dari pakaian tradisionalnya.

Dilansir dari situs Encyclopedia, Brunei Darussalam merupakan negara kerajaan yang letaknya di Utara Pulau Kalimantan.

Karena mayoritas penduduknya adalah orang Melayu, maka pakaian orang Melayu Brunei mirip dengan pakaian orang Melayu yang ada disekitarnya.

Baca juga: Babaju Kun Galung Pacinan, Salah Satu Pakaian Tradisional Kalimantan Selatan

Pakaian tradisional negara Brunei Darussalam adalah baju kurung dari bahan yang sama. Baju kurung digunakan oleh kaum perempuan.

Baju kurung milik Brunei Darussalam memiliki bentuk yang sama seperti di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand bagian selatan.

Baku kurung yaitu baju longgar yang terdiri dari blus panjang dan rok panjang. Bahan yang digunakan adalah katun, satin, atau sutera.

Baju kurung digunakan sesuai dengan persyaratan hukum Islam bahwa wanita mengenakan pakaian tertutup kecuali wajah dan tangan.

Sebagai bawahan, baju kurung dipadukan dengan kain songket untuk dijadikan sarung atau rok bagi busana wanita. Selain itu juga dilengkapi dengan perhiasan, tas kecil atau kipas.

Untuk wanita muslim, biasanya juga memadukan baju kurung dengan jilbab atau kerudung. Baju kurung ini tidak memiliki kerah, di setiap pinggiran baju diberikan renda atau sulaman untuk memperindah baju.

Baca juga: Baju Pesaan, Pakaian Tradisional Jawa Timur

Sedangkan untuk baju Melayu Brunei bagi pria terdiri dari, kemeja longgar lengan panjang, celana panjang, dan kain songket atau sarung pendek.

Baju dan celana untuk pria memiliki warna yang sama dan bahan kain yang sama. Untuk kain songket atau sarung dililitkan pada pinggang sampai sebatas lutut.

Untuk aksesorinya, kaum pria mengenakan songkok. Topi tanpa pinggiran yang terbuat dari beludru hitam atau biru. Bagi pria yang sudah menunaikan haji biasanya menggunakan songkok berwarna putih.

Songket

Brunei Darussalam memiliki beberapa songket. Dalam buku Pakaian Tradisional ASEAN (1991) oleh Suhardini Chalid, songket tersebut yaitu:

  • Songket Suka Indra

Benang katun disongket benang emas dengan latar belakang warna hijau. Memiliki motif segi empat diisi motif bunga dengan warna biru, merah, dan kuning.

Kepala songket bermotif tumpai dalam bentuk sulur daun. Digunakan sebagai pakaian resmi dalam upacara.

Baca juga: Baju Jawi Jangkep dan Kebaya, Pakaian Tradisional Jawa Tengah

  • Songket Si Pungut

Benang katun disongket dengan benang emas, berlatar belakang warna biru tua bergaris biru muda. Motif segi empat diisi dengan motif bunga berwarna hijua. Pinggiran kain diberikan motif bunga mawar.

  • Sarung Songket Air Mulih

Benang katun disongket dengan benang emas, latar belakang warna biru tua, motif air mulih yangdisongket dengan benang emas. Motif ini hanya digunakan oleh keturunan bangsawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com