KOMPAS.com - Tari Lenso merupakan tari tradisional Provinsi Maluku yang mengalami pengaruh dari kebudayaan asing.
Pengaruh tersebut datang dari Portugis yang datang ke Maluku untuk melakukan penjajahan. Dirangkum dalam buku Deskripsi Tari Lenso (2000), tari Lenso pertama kali dikenal di Maluku ketika Portugis masuk sekitar 1612.
Lenso diambil dari bahasa Portugis yang artinya sapu tangan. Sapu tangan menjadi properti utama dari tari Lenso.
Setelah Portugis meninggalkan Maluku, Belanda datang dan menjajah Maluku karena rempah-rempahnya. Dalam masa pemerintahan Belanda, tari Lenso berkembang pesat.
Baca juga: Tari Kancet Papatai, Tarian Perang dari Kalimantan Timur
Hal ini karena tari Lenso selalu ditarikan setiap perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina. Pemerintah Belanda menugaskan penduduk Maluku untuk tampil membawakan tari Lenso saat ada pesta rakyat.
Hingga saat sekarang tari Lenso sudah mulai menyebar ke seluruh tempat pulau Ambon, yaitu jazirah Leitimur, Nusaniwe, kota Ambon, dan di Kepulauan Lease.
Tari Lenso biasanya dipentasskan pada saat acara adat, menyambut tamu penting, dan memperingati hari-hari besar keagamaan dan nasional.
Tari Lanso sebagai tarian perekat dan pengikat tali persaudaraan masyarakat Maluku. Sehingga tari Lanso boleh ditarikan siapa saja tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan lainnya.
Baca juga: Tari Balean Dadas, Tarian Minta Kesembuhan dari Kalimantan Tengah
Namun, seiring perkembangannya ternyata kebanyakan tari Lenso ditarikan oleh kaum perempuan tanpa batasan umur dan jumlah penarinya tidak terbatas.
Gerak tari Lenso terbagi menjadi beberapa, yaitu:
Kaki kanan dan tangan kanan maju, diikuti kaki kiri dan tangan kiri dengan hitungan empat. Posisi badan sedikit merendah sedangkan posisi lutut ditekuk.
Bahu digoyang perlahan mengikuti irama, sedangkan tangan di depan diangkat sejajar pinggang dan telapak tangan diarahkan ke atas serta lenso (sapu tangan) dibiarkan mengibar ke bawah.
Lutut ditekuk rendah sehingga posisi badan berada dalam keadaan setengah duduk. Tangan kanan dan kiri maju ke depan secara bergantian.
Tangan yang di depan diangkat setinggi dada, sedangan tangan yang bawah sedikit ditekuk pada sikut kemudian telapak tangan diputar dari dalam ke arah luar.
Baca juga: Tari Radap Rahayu: Berawal Tarian Ritual menjadi Hiburan
Gerakan mundur merupakan kebalikan dari gerakan mau dan berfungsi membentuk pola lantai. Kebanyakan gerak tari Lanso saat ini disesuaikan dengan tempat saat tarian dipentaskan.
Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari Lanso menggunakan pakaian tradisional Maluku yaitu Baju Cele dan kebaya putih lengan panjang, serta kain Salele.
Umumnya sapu tangan yang digunakan penari berwarna putih atau merah. Untuk hiasan rambut, biasanya sanggul dihiasi dengan bunga ron berwarna putih.
Untuk alat musik pengiring tari Laso menggunakan tifa dan totobuang. Totobuang adalah jenis alat musik pukul seperti gamelan Jawa. Karena juga terdiri dari perangkat bonang terbuat dari logam kuningan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.