Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tambi, Rumah Adat Sulawesi Tengah

Kompas.com - 25/01/2021, 17:15 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Rumah adat Tambi merupakan salah satu rumah tradisional dari provinsi Sulawesi Tengah.

Rumah Tambi adalah rumah bagi suku Kaili dan suku Lore yang berada di provinsi Sulawesi Tengah.

Rumah adat Tambi tergolong rumah panggung yang bagian atapnya sekaligus berguna sebagai dinding.

Dikutip dari buku Khazanah Negeriku; Mengenal 33 Provinsi di Indonesia (2011) karya Agung Bawantara, Putu Ebo, Maria Ekaristi, rumah tradisional Sulawesi Tengah adalah Tambi. Rumah Tambi merupakan rumah panggung yang berbentuk segi empat, di mana bagian atapnya sekaligus sebagai dinding.

Alas rumah adat Tambi terbuat dari balok-balok yang disusun, sedangkan pondasinya tersusun dari batu alam.

Rumah Tambi tidak berkamar dan penghuninya biasanya tidur di ruang tengah dengan menggunakan tempat tidur dari kulit kayu.

Baca juga: Tongkonan, Rumah Adat Toraja

Di tengah-tengah ruangan utama terdapat dapur yang dilengkapi dengan tungku untuk memasak.

Arah rumah Tambi menghadap utara-selatan, ini dilakukan agar tidak menghadap atau membelakangi matahari.

Bentuk rumah Tambi

Rumah Tambi adalah rumah panggung dengan tiang penyangga yang pendek dan tinggi tidak lebih dari satu meter.

Tiang penyangga berjumlah sembilan buah dan saling ditempelkan satu dengan yang lainnya menggunakan pasak balok kayu.

Biasanya tiang-tiang tersebut terbuat dari bahan dasar kayu bonati, yaitu sejenis kayu hutan yang memiliki tekstur kuat dan tidak mudah lapuk.

Baca juga: Sejarah Musik Gambang Kromong

Tangga untuk masuk terbuat dari batang-batang kayu berbentuk bulat. Jumlah anak tangga rumah berbeda dan memiliki arti.

Anak tangga berjumlah ganjil menandakan rumah kepala adat. Sementara anak tangga berjumlah genap merupakan rumah penduduk.

Rumah yang berbentuk panggung tersebut tidak mengenal sekat pada ruangan. Sehingga masyarakat setempat melakukan aktivitas semuanya hanya dalam satu ruangan.

Di mana itu menandakan bahwa sebelumnya masyarakat setempat berpandangan yang penting nyaman pada musim hujan dan terlindungi dari terik matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com