Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rima Puisi dan Irama

Kompas.com - 24/01/2021, 17:46 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Puisi merupakan ragam sastra yang terikat dengan beberapa unsur, di antaranya rama dan irama. Kedua unsur tersebut cukup penting untuk memberikan jiwa pada sebuah puisi.

Pada saat membacakan atau mendeklamasikan puisi, harus diperhatikan intonasi, gaya, dan penghayatan. Selain itu, juga perlu diperhatikan musikalitas atau irama yang dihasilkan dari rangkaian kata dalam larik puisi.

Rima puisi

Dalam buku Teori dan Apresiasi (1995) oleh Herman Waluyo, rima adalah bentuk bunyi bahasa yang di dalamnya terdapat tiruan bunyi (onomatope), intonasi, repetisi (pengulangan) bunyi, dan persamaan bunyi.

Rima menyangkut perpaduan bunyi konsonan dan vokal untuk membangun orkestrasi atau musikalitas puisi.

Baca juga: Deklamasi Puisi dan Tanda Jeda

Puisi karya sastra lama sangat terikat pada rima akhir dan jumlah kata dalam tiap larik. Misalnya, pantun, syair, dan gurindam. Rima mampu memberikan efek inteketual dan magis.

Rima merupakan pengulanagn bunyi secara berselang, baik di dalam larik puisi, maupun diakhir larik yang berdekatan. Sehingga rima dibedakan menjadi:

  1. Rima akhir, rima yang terdapat pada akhir larik puisi.
  2. Rima berpeluk, rima akhir pada bait terlarik genap, yang larik pertamanya berirama dengan larik ketiga dan larik keduanya berirama dengan larik keempat.
  3. Rima dalam, rima antara dua kata atau lebih dari satu larik puisi.
  4. Rima ganda, rima yang terdiri atas dua suku kata, tetapi hanya suku kata yang pertama yang mendapat tekanan.
  5. Rima tengah, rima antara suku kata pada posisi yang sama, yang terdapat pada dua kata dalam satu larik puisi.

Irama puisi

Dilansir dari buku Pembelajaran Kritik Sastra (2019) karya Samsuddin, irama pada puisi daoat dijumpai pada penataan bunyi yang membangun larik-lari dan bait puisi.

Baca juga: Contoh Puisi Bertema Covid-19

Irama puisi adalah pengulangan bunti yang berulang-ulang dan tersusun rapi. Dalam ritma muncul pertentangan bunyi tinggi-rendah, panjang-pedek, keras-lemah yang mengalir teratur dan berulang membentuk keindahan.

Penataan irama pada puisi sangat berbeda dengan penataan irama pada prosa. Penataan orama pada puisi menekankan pada bunyi yang mirip, sama, dan kontras.

Efek bunyi dalam puisi yang menimbulkan irama secara praktis dilakukan penulis melalui penataan bunyi-bunyi yang sama atau mirip secara konsisten dan sistematis pada setiap kata, awal larikm atau akhir yang membangun bait puisi.

Untuk membantu pembaca menemukan ritma yang tepat, dapat menggunakan tanda bantu, sebagai berikut:

  • - untuk tanda keras
  • U untuk tanda lembut
  • v untuk tanda intonasi turun
  • ^ untuk tanda intonasi naik
  • / untuk tanda jeda

Baca juga: Struktur Fisik Puisi Karawang Bekasi dan Surat dari Ibu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com