Dikutip dari Buku Sunan Drajat (Raden Qosim) karya Yoyok Rahayu Basuki, Catur Piwulang merupakan salah satu ajaran Sunan Drajat yang hingga saat ini masih dijadikan pedoman hidup.
Berikut adalah isi Catur Piwulang:
Menehono teken marang wong kang wuto
(Berikanlah tongkat kepada orang buta)
Menehono mangan marang wong kang luwe
(Berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan)
Menehono busana marang wong kang kawudan
(Berikanlah pakaian kepada orang yang tidak memakai pakaian)
Menehono payung marang wong kang kodanan
(Berikanlah payung kepada orang yang kehujanan)
Sunan Drajat sangat berjasa dan berperan dalam penyebaran agama Islam di pesisir utara. Tidak hanya itu, ia juga mengajarkan jika penyebaran agama Islam tidak hanya dapat disampaikan melalui dakwah saja, namun juga bisa melalui perbuatan baik kepada sesama.
Ia juga menciptakan tembang pangkur yang merupakan salah satu tembang Macapat serta menciptakan Catur Piwulang yang menjadi pedoman hidup masyarakat.
Sunan Drajat meninggal sekitar tahun 1522 Masehi. Ia dimakamkan di Desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.