KOMPAS.com – Dalam kegiatan bisnis, produk merupakan komponen terpenting. Tanpa adanya produk, kegiatan bisnis tidak akan berjalan. Produk sendiri terdiri atas berbagai unsur.
Masing-masing unsur harus saling mendukung dan memberikan efek yang menguatkan agar diminati dan dibeli oleh konsumen. Salah satu unsur yang membangun produk adalah merek.
Dilansir dari buku Pemasaran Produk dan Merek (2019) karya M. Anang Firmansyah, merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain, atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi, atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk perusahaan lainnya.
Dalam kegiatan bisnis, pemberian merek pada suatu produk yang dijual memberikan nilai strategis. Sebab merek memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai identitas suatu produk dan perusahaan pembuat, sebagai pembeda dengan produk pesaing, dan sebagai representasi dari kualitas produk.
Begitu penting fungsi merek dalam kegiatan bisnis, maka perusahaan harus merumuskan strategi merek. Strategi merek merupakan bagian penting dari perumusan strategi produk sebuah perusahaan dalam kegiatan bisnis.
Baca juga: Targeting: Definisi dan Kriteria Pemilihan Target Pasar
Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management (2004), menjelaskan bahwa ada lima strategi merek yang bisa digunakan dalam strategi bisnis, yaitu:
Strategi ini dilakukan dengan cara menambahkan varian baru pada produk suatu perusahaan. Tujuannya untuk memperluas target pasar yang sedang dibidik dan menguatkan merek tersebut di kalangan masyarakat luas
Strategi ini kebanyakan diterapkan oleh perusahaan besar demi menguasai pasar. Perusahaan besar tersebut memanfaatkan merek yang sudah dikenal banyak orang untuk mengeluarkan produk baru guna menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.
Misalnya merek lifebuoy, dulu dikenal sebagai merek sabun, namun sekarang telah melebarkan mereknya dengan meluncurkan produk sampo dan handwash.
Baca juga: Segmentasi Pasar: Definisi dan Jenisnya
Tidak hanya menambahkan varian baru pada produk, demi menguatkan merek perusahaan juga bisa menggunakan tambahan merek untuk kategori produk yang sama. Strategi ini berfungsi untuk menarik minat konsumen dari berbagai kalangan.
Misalnya, perusahaan Indofood sengaja meluncurkan merek indomie, supermi, dan sarimi guna membidik target pasar yang berbeda.
Apabila sebuah perusahaan telah meluncurkan sebuah produk baru dalam kategori baru, namun tidak memungkinkan untuk menggunakan merek yang sudah ada.
Maka tidak ada salahnya bagi perusahaan tersebut untuk menawarkan sebuah merek baru bagi produk yang akan mereka luncurkan.
Misalnya perusahaan Unilever, mengeluarkan merek Pepsodent untuk kategori produk pasta gigi, Blue Band untuk merek margarine, dan sebagainya.
Baca juga: Konsep Bauran Pemasaran
Maksudnya adalah menggambungkan dua atau lebih merek yang sudah terkenal dalam sebuah penawaran. Strategi ini telah dilakukan oleh Aqua-Danone dalam memasarkan produknya.