Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Umum 1 Maret 1949

Kompas.com - 22/12/2020, 15:17 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 19 Desember 1948, Belanda mengkhianati perjanjian damai Renville dengan melancarkan Agresi Militer Belanda II.

Dalam Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menaklukan ibukota Yogyakarta dan menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Republik Indonesia.

Bangsa Indonesia merespons Agresi Militer Belanda II dengan melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949

Dilansir dari website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Serangan Umum 1 Maret merupakan bentuk pembalasan bangsa Indonesia terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah Belanda di Yogyakarta.

Baca juga: Sejarah Tri Koro Dharmo

Kronologi

Pasca Agresi Militer Belanda II, kondisi ibukota Yogyakarta sangat kacau. Banyak korban jiwa dari kalangan militer dan sipil Indonesia karena Agresi Militer Belanda II.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai raja Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat merasa geram terhadap peristiwa Agresi Militer Belanda II.

Pada awal tahun 1949, Hamengkubuwono menghubungi Jendral Sudirman tentang perlunya pengadaan operasi militer untuk melawan pasukan Belanda yang ada di Yogyakarta.

Jendral Sudirman menyetujui usulan dari Hamengkubuwono IX untuk melakukan operasi militer. Jendral Sudirman menginstruksikan kepada Hamengkubuwono IX untuk berkoordianasi dengan perwira militer yang ada di Yogyakarta terkait rencana penyerangan Belanda.

Setelah menerima instruksi tersebut, Hamengkubuwono IX segera melakukan koordinasi dengan Letkol Soeharto untuk melakukan penyerangan terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949.

Baca juga: Sejarah Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Pada tanggal 1 Maret 1949, pasukan gabungan tentara dan laskar Indonesia melakukan serangan umum dari seluruh penjuru kota Yogyakarta.

Dalam Serangan Umum 1 Maret, Letkol Soeharto berugas sebagai komandan tertinggi pasukan gabungan.

Letkol Soeharto memimpin penyerangan dari Barat menuju ke Malioboro. Sementara itu, Letkol Ventje Sumual memimpin serangan dari arah timur, Mayor Sardjono dari arah Selatan, dan Mayor Kusno dari arah Utara.

Serangan ini sukses melumpuhkan tentara Belanda dan pasukan Indonesia berhasil menduduki kota Yogyakarta selama kurang lebih 6 jam (06.00-12.00 WIB).

Namun, ketika pasukan bantuan Belanda datang ke Yogyakarta, pasukan Indonesia terpaksa mundur untuk menghindari korban jiwa dan menyusun kembali strategi perjuangan selanjutnya.

Baca juga: Organisasi Pergerakan Perempuan di Indonesia

Arti Serangan Umum 1 Maret

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, keberhasilan Indonesia melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 mampu membuka pandangan dunia internasional bahwa eksistensi Indonesia masih kuat.

Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan kecaman dunia internasional terhadap peristiwa Agresi Militer Belanda II.

Pada perkembangannya, Belanda mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan PBB untuk mulai memberi pengakuan kedaulatan dan penyerahan kekuasaan pada Indonesia dalam perjanjian damai Roem Royen dan Konferensi Meja Bundar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com