Contoh 3
(Isu) Aparat yang mengamankan pelaku tawuran, sering melakukan kekerasan dan pemaksaan yang menyalahi prosedur. Saya menolak pendislipinan terhadap pelaku tawuran dengan pendekatan semacam itu.
(Argumen) Pelaku tawuran, sebagian besar berumur kurang dari 21 tahun. Mereka masih sekolah dan tergolong di bawah umur. Pendisiplinan anak di bawah umur seharusnya tidak menggunakan metode militerisme. Beberapa tindakan yang sering dilakukan aparat adalah pemangkasan rambut, mengancam, mengintimidasi secara verbal, bahkan melakukan tindakan kekerasan atas dasar pendisiplinan.
Kekerasan yang ditangani dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, rasa sakit dan dendam semakin bertambah. Lingkar perkawanan yang sering tawuran tidak akan bubar, tetapi semakin mengakar.
(Simpulan atau saran) Pendislipinan pelaku tawuran seyogianya melibatkan banyak pihak. Mulai dari orang tua, sekolah, dan lembaga rehabilitasi. Bila aparat melakukan penangkapan, seharusnya sesuai prosedur. Siswa harus didampingi kuasa hukum dan dijaga hak-haknya. Maka, saya tidak sepakat jika pendisiplinan pelaku tawuran menggunakan pendekatan militerisme atau kekerasan.
Baca juga: Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Tujuan, Struktur dan Contoh
Contoh 4
(Isu) Saya keberatan bila kita sepenuhnya menyalahkan siswa saat terlibat aksi tawuran. Siswa merupakan anak di bawah umur yang masih perlu bimbingan dan arahan.
(Argumen) Siswa merupakan insan yang masih berkembang. Mereka berusaha mencari jati diri dengan berbagai cara. Orang tua, sekolah, dan lingkungan memengaruhi pola perilaku siswa. Kita tidak bisa serta-merta menyalahkan siswa atas aksi tawuran. Bisa jadi siswa kurang perhatian atau merasa jenuh dengan sistem sekolah.
Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Mengapa ia sampai tega melakukan aksi kekerasan yang merugikan banyak orang. Hargai pendapat tersebut dan koreksi bila salah. Jangan sampai malah memberi intimidasi dan ancaman. Orang tua dan sekolah perlu memecahkan akar permasalahannya, sehingga menemukan cara agar siswa bisa refleksi diri.
(Simpulan atau saran) Orang tua dan pihak sekolah punya tanggung jawab terhadap perilaku anak. Maka, sebaiknya kita tidak sepenuhnya menyalahkan siswa atas aksi tawuran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.