Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Gaya Konservatif dan Non Konservatif?

Kompas.com - 16/10/2020, 20:15 WIB
Risya Fauziyyah,
Rigel Raimarda

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam mempelajari konsep usaha dan energi tentu suatu istilah "konservatif" merupakan hal familiar yang sering dijumpai dalam literatur. Namun, apakah kalian mengetahui apa perbedaan gaya konservatif dan gaya nonkonservatif?

Gaya Konservatif

Ketika kita melemparkan sebuah benda ke atas, maka akan terjadi perlambatan yang diakibatkan oleh energi kinetik diubah menjadi energi potensial.

Saat benda jatuh kembali, maka terjadi pertambahan laju benda akibat dari perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.

Jika tidak ada hambatan udara, benda akan bergerak dengan laju yang sama dengan laju saat benda dilemparkan.

Baca juga: Gaya Antarmolekul: London, van der Waals, dan Ikatan Hidrogen

Dilansir dari University Physics oleh Sears and Zemansky tahun 2002, Gaya konservatif merupakan gaya yang dapat menghasilkan perubahan dua arah, yaitu antara energi kinetik dan energi potensial.

Contoh dari gaya konservatif adalah gaya gravitasi dan gaya pegas.

Sifat-sifat gaya konservatif:

  1. Selalu bisa dinyatakan sebagai perbedaan antara nilai akhir dan nilai awal dari fungsi energi potensial.
  2. Bisa bolak-balik (bersifat reversibel) atau bisa diubah kembali ke asalnya.
  3. Tidak bergantung pada lintasan benda, hanya bergantung pada lintasan di titik awal dan titik akhir.
  4. Saat titik awal dan akhir sama (pada lintasan tertutup), maka kerja total yang dihasilkan sama dengan nol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com