Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalitavistara: Kisah Kelahiran Sang Buddha

Kompas.com - 26/04/2020, 11:44 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Lalitavistara merupakan tulisan yang menceritakan awal mula kehidupan sang Buddha.

Kisah tersebut juga dipahat pada relief Candi Borobudur, yang terdiri dari lima panel penceritaan, yaitu kelahiran terakhir sang Bodhisatwa, masa kecil dan remaja Pangeran Siddhartha, empat pertemuan dan pelepasan agung Siddhartha, bertekad mencapai pencerahan, dan Pemutaran Roda Dharma Perdana Buddha.

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Lalitavistara adalah kitab Buddha dalam bahasa Sansekerta.

Berisi kisah hidup dan ajaran Sang Buddha Gautama (pendiri agama Buddha) sejak turunnya Sang Buddha dari surga Tusita sampai ia memberikan khotbah pertamanya di Taman Rusa dekat Benares.

Kata sutra (dalam Lalitawistara sutra) merujuk pada gagasan bahwa inkarnasi Sang Buddha adalah hal yang sengaja diberikan untuk mencerahkan umat manusia.

Cerita ini dimuat kembali dalam tradisi Mahayana sebagai sebuah karya dari sekolah Sarvastivada.

Dalam cerita Mahayana, bagian pendahuluan dari Lalitawistara digambarkan dengan sebuah meditasi mendalam yang dikelilingi oleh cahaya ilahi.

Baca juga: Tokoh di Balik Kemahsyuran Candi Borobudur

Awal kelahiran terakhir Buddha

Pada saat para Dewa di surga Tusita mengabulkan permohonan Bodhisatwa untuk turun ke dunia dan lahir kembali menjadi seorang Buddha untuk memberikan bimbingan manusia yang tersesat dan mengembalikan ke jalan yang benar. Dengan menjelma sebagai manusia bernama Buddha Gautama.

Di panel berikutnya diceritakan, Dewi Maya permaisuri Suddhodana, Raja dari Kapilavastu bermimpi melihat seekor gajah putih bertaring enam menyusup masuk ke tubuhnya.

Gajah putih itu turun dari surga Tusita dengan mengendarai bunga teratai dan tak lain adalah Bodhisattwa sendiri.

Dewa-dewa menyampaikan hormat dengan menyembahnya.

Dewi Maya menceritakan mimpinya kepada Raja Suddhodana, karena tidak tau arti dari mimpinya. Kemudian Raja menanyakan arti mimpi itu kepada seorang Brahma bernama Asita.

Dijelaskan bahwa Dewi Maya sedang mengandung calon raja dunia. Raja Suddhodana pun merasa bergembira dan kemudian memberikan hasidah kepada Asita dan Brahmana lainnya.

Atas peristiwa ini, para Dewa menawarkan surga kepada Dewi Maya.

Baca juga: Candi Borobudur: Candi Terbesar di Dunia

Oleh para Dewa, Dewi Maya diperlihatkan tiga tempat sekaligus, untuk menggambarkan ajaran Trikaya, yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com