Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Kompas.com - 15/01/2020, 18:30 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Tenaga rakyat diperas. Yang paling menderita adalah romusha, para pekerja paksa.

Kebanyakan mereka adalah warga desa yang dipekerjakan secara paksa untuk membangun pangkalan militer, benteng pertahanan, jalan kereta api, dan kepentingan perang lainnya.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Mereka bekerja tanpa upah. Akibatnya banyak yang mati kelaparan. Jika tidak mau bekerja, Jepang akan menyiksa dengan kejam, tak sedikit yang sampai meninggal.

Romusha, rakyat yang dipaksa bekerja kasar oleh tentara JepangKonflik Bersejarah - Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia (2013) Romusha, rakyat yang dipaksa bekerja kasar oleh tentara Jepang
Dampak ekonomi dan sosial

Jepang berencana menguasai seluruh sumber daya Asia Tenggara atau yang mereka sebut Wilayah Selatan.

Di Indonesia, Jepang menguasai kilang minyak. Minyak bumi dimanfaatkan Jepang untuk kepentingan perangnya. 

Dalam upayanya merebut Indonesia dari Belanda, sejumlah obyek vital dan bangunan dihancurkan.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

Akibatnya, pada awal pendudukan Jepang, perekonomian lumpuh. Indonesia yang tadinya baik-baik saja, harus hidup dalam bayang-bayang perang Jepang.

Pemerintah Jepang menyita harta milik Belanda atau harta yang dimodali Belanda. Harta itu meliputi perkebunan, bank, pabrik, pertambangan, lisrik, telekomunikasi, dan perusahaan transportasi.

Rakyat yang hidup pada masa pendudukan Jepang sangat menderita. Harta pribadi mereka diminta untuk membiayai perang Jepang.

Jumlah gelandangan bertamabah di kota-kota besar seperti Batavia, Bandung, Semarang dan Surabaya. Tidak jarang mereka mati kelaparan di jalan atau bawah jembatan. 

Baca juga: Jawa Hokokai, Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang

Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar. Akibatnya, barang-barang keperluan sulit didapatkan dan semakin sedikit jumlahnya.

Para perempuan juga dipaksa untuk melayani tentara Jepang. Mereka disebut Jugun Ianfu atau wanita penghibur yang mengikuti tentara. Nama resminya adalah teishintai atau barisan sukarela penyumbang tubuh.

Di desa, hasil ternak dan hasil tani rakyat pun diambil pemerintah Jepang. Para petani yang tadinya hidup baik-baik saja, dijadikan romusha.

Akibatnya, ladang dan kebun tak terurus. Rakyat hanya makan seadanya, seperti ubi-ubian dan daun-daunan.

Tak cuma pangan, urusan sandang pun jadi masalah. Sebelumnya, urusan sandang sangat bergantung pada impor dari Belanda. Selain itu, tanaman kapas terbengkalai dan gagal panen.

Baca juga: Sistem Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia

Akibatnya, rakyat yang tak mempunyai pakaian yang layak. Banyak yang hanya memakai karung hingga lembaran karet mentah.

Untuk mengatasi kekurangan sandang, Jepang memaksa petani menanam kapas dan membuka usaha konveksi. Bahkan pada April 1944 sempat diadakan Pekan Pengumpulan Pakaian untuk Rakyat Jelata.

Penyakit kudis dan TBC mewabah. Banyak yang meninggal dalam kondisi mengenasikan. Kehidupan pada era pendudukan Jepang adalah yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

Baca juga: Fujinkai, Barisan Wanita Bentukan Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perbedaan Simple Past Tense dan Past Continuous Tense

Perbedaan Simple Past Tense dan Past Continuous Tense

Skola
Antonim dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Antonim dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Polisemi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Polisemi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Skola
35 Contoh Kalimat Future Perfect Tense beserta Artinya

35 Contoh Kalimat Future Perfect Tense beserta Artinya

Skola
Contoh Perumpamaan 'Kaya Apa' dalam Bahasa Jawa

Contoh Perumpamaan "Kaya Apa" dalam Bahasa Jawa

Skola
Ateges Tanpa Basa Jawa

Ateges Tanpa Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Wujude Aksara Jawa

Bahasa Jawa: Wujude Aksara Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Skola
Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

Skola
Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Skola
Cerita Legendha Basa Jawa

Cerita Legendha Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com