Mengapa Ikan Lele Disebut Ikan yang Adaptif?

KOMPAS.com - Siapa yang tidak kenal ikan lele? Ikan ini dikenal karena patilnya yang berbentuk tiga duri tajam.

Tak hanya itu, ikan lele juga tidak bersisik, bentuk tubuhnya memanjang, licin, serta sirip punggung dan anusnya panjang.

Oleh masyarakat, ikan lele sering disebut sebagai hewan yang adaptif. Apa alasannya?

Alasan ikan lele merupakan ikan yang adaptif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adaptif diartikan sebagai kemudahan menyesuaikan diri dengan keadaan atau lingkungan sekitarnya.

Jika ikan lele disebut ikan yang adaptif, berarti ikan ini mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar tempatnya tinggal.

Ikan lele merupakan ikan yang adaptif karena mereka sanggup beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan habitat tempatnya tinggal.

Menurut Ghufran H. Kordi, dalam buku Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal (2010), habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar.

Jenis ikan ini mudah dijumpai di perairan yang alirannya tidak terlalu deras, seperti danau, waduk, rawa, kolam, dan air comberan.

Dikutip dari buku Pengetahuan Bahan Baku Perikanan (2021) karya Tatty Yuniarti dkk, ikan lele mampu bertahan hidup di perairan berkadar oksigen rendah.

Hal ini juga menjadikan ikan lele sebagai ikan yang adaptif. Sebab, mau tidak mau, lele harus beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya.

Karena sifat adaptifnya inilah, lele punya ketahanan tubuh yang baik.

Bisa disimpulkan, ikan lele merupakan ikan yang adaptif karena mampu beradaptasi di habitat tempatnya tinggal.

Contoh adaptasinya, ikan ini memiliki labirin, berfungsi menyimpan cadangan oksigen sehingga sanggup bertahan di lingkungan yang minim oksigen.