Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekstrusi Magma: Pengertian dan Hasilnya

KOMPAS.com – Ketika mempelajari aktivitas vulkanik, ada yang disebut sebagai ekstrusi magma. Apa yang dimaksud dengan esktrusi magma dan apa hasil ekstrusi magma? Berikut adalah penjelasannya!

Pengertian ekstrusi magma

Magma dibentuk di dapur magma yang berada di bawah permukaan bumi. Magma terus-menerus bergerak.

Pergerakan magma tidak hanya terjadi di dalam permukaan bumi, malainkan dapat keluar menembus permukaan bumi.

Ekstrusi magma adalah pergerakan magma hingga keluar atau mengalir di atas permukaan bumi. Ekstrusi magma biasanya terjadi melalui proses meletusnya gunung berapi (erupsi).

Hasil ekstrusi magma

Jenis erupsi gunung berapi bermacam-macam, bergantung pada berbagai faktor. Namun, hasil ekstrusi magma biasanya sama. Berikut adalah hasil ekstrusi magma!

Lava

Lava adalah magma yang keluar ke atas permukaan bumi. Artinya, setelah keluar dari perut bumi dan mengalir di permukaan, magma telah berubah nama menjadi lava.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, lava memiliki suhu sekitar 700 hingga 1.200 derajat celcius dengan kekentalan (viskositas yang bervariasi).

Lava dapat memiliki viskositas rendah yang membuatnya cair, namun juga dapat memiliki viskositas tinggi yang membuatnya sangat kental. Biasanya, viskositas tinggi lava disebabkan oleh banyaknya silika yang terkandung.

Lahar

Ketika lava mengalir di atas permukaan bumi, lava akan berinteraksi dengan berbagai zat di permukaan seperti air dan lumpur. Lava yang bercampur dengan air disebut dengan lahar.

Ada dua jenis lahar, yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas terbentuk ketika lava bercampur dengan air panasnya (biasanya berasal dari danau vulkanik).

Sedangkan, lahar dingin terbentuk dari campuran lava dan air dingin. Misalnya, lava yang bercampur dengan air hujan atau air sungai.

Eflata

Hasil ekstrusi magma yang ketiga adalah material padat yang disebut sebagai eflata. Eflata dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan ukurannya, yaitu bom, lapilli, dan tuf.

Bom

Bom adalah eflata yang paling besar. Dilansir dari Geology Science, bom terbentuk dari pendinginan massa lava yang terbang ke udara setelah letusan. Sederhananya, bom adalah bongkahan batuan vulkanik besar.

Lapili

Lapili terbentuk dari proses yang sama dengan bom, bedanya lapilli memiliki ukuran yang lebih kecil.

Tuf

Eflata yang terkecil adalah tuf. Dilansir dari U.S. Geological Survey, tuf terbentuk ketika abu, batuan, dan fragmen mineral diledakkan ke udara dan membentuk abu vulkanik.

Ekshalasi

Selain lava yang berupa cairan, eflata yang berupa gas, hasil ekstrusi magma juga ada yang berupa gas dan disebut sebagai ekshalasi.

Ekshalasi ekstrusi magma terbagi menjadi empat, yaitu mofet, fumarol, solfatar, dan awan panas.

Mofet

Mofet adalah hasil ekstrusi berupa gas karbon dioksida dari dalam perut bumi. Gas karbon dioksida adalah gas yang memberikan tekanan sehingga magma dapat keluar melalui erupsi.

Fumarol

Tidak hanya karbon dioksida, magma juga didorong oleh tekanan uap air sehingga ekstrusi terjadi. Uap air ikut dikeluarkan melalui prose ekstrusi dengan nama fumarol.

Solfatar

Jenis ekshalasi selanjutnya adalah gas sulfur dioksida atau belerang yang disebut sebagai solfatar. Emsisi gas ini biasanya terjadi secara terus-menerus walaupun gunung tidak mengalami erupsi.

Dilansir dari NASA Earth Observatory, gunung berapi mengeluarkan sekitar 20 hingga 25 juta ton sulfur dioksida (SO2) ke atmosfer setiap tahunnya.

Awan panas

Awan panas adalah jenis ekshalasi yang berupa gas dan berbagai material dari dalam bumi.

Dilansir dari Pasific Northwest Seismic Network, awan panas dapat mencapai suhu hingga 1.000 derajat celcius dan kecepatan mencapai 700 kilometer per jam.

Hal tersebut membuat awan panas sangat berbahaya. Karena saat gunung meletus, awan panas dapat sampai terlebih dahulu dari lava dan membahayakan penduduk sekitar.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/12/130000369/ekstrusi-magma--pengertian-dan-hasilnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke