Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacing Pita Sudah Ada Sejak 99 Juta Tahun Lalu, Ini Buktinya

Kompas.com - 03/04/2024, 21:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cacing pita ternyata sudah ada dan menganggu perut setidaknya selama 99 juta tahun.

Bukti keberadaan cacing tersebut ditemukan pada batu ambar.

Baca juga: Temuan Fosil Feses Ungkap Pembuat Stonehenge Terinfeksi Cacing Pita

Tentakel yang terperangkap dalam batu ambar itu merupakan fosil tubuh cacing pita, bahkan pertama yang pernah ditemukan.

Fosil cacing pita

Mengutip IFL Science, Sabtu (30/3/204) tentakel luar biasa berusia 99 juta tahun yang terperangkap dalam batu ambar adalah fosil sebagian tubuh cacing pita pertama yang pernah ditemukan.

Temuan menunjukkan bahwa parasit tersebut telah menyebabkan kerusakan pada usus setidaknya sejak pertengahan zaman Kapur.

Meskipun ditemukan di hampir semua ekosistem laut, air tawar, dan darat, cacing pita (Cestoda) jarang terawetkan dalam catatan geologi.

Faktanya, satu-satunya bukti yang diterima secara luas sebelum zaman Kuarter adalah telur yang ditemukan dalam fosil kotoran hiu dari zaman Permian.

“Catatan fosil cacing pita sangat sedikit karena jaringan lunak dan habitat endoparasitnya, yang sangat menghambat pemahaman kita tentang evolusi awal mereka,” kata Bo Wang, peneliti utama studi yang menjelaskan penemuan terbaru tersebut.

Namun kini, timnya telah menemukan fosil tubuh cacing pita yang pertama.

Tak hanya itu, temuan tersebut juga bisa dibilang merupakan fosil tubuh cacing pipih yang paling meyakinkan yang pernah ditemukan.

Baca juga: 100 Telur Cacing Pita Bersarang di Otak Gadis Ini

Kendati demikian peneliti belum mengetahui secara pasti bagaimana parasit tersebut bisa terperangkap dalam batu ambar.

Tapi ada satu kemungkinan penjelasan untuk itu.

Cacing pita dikenal sebagai endoparasit, artinya mereka hidup di dalam inangnya.

Trypanorhynchs yang merupakan kelompok cacing yang baru ditemukan adalah hidup dengan menempel pada usus inangnya dan menyerap nutrisi.

Berhubung spesimen tersebut ditemukan di lingkungan dekat pantai, maka dapat diasumsikan bahwa spesimen tersebut bersembunyi di dalam perut elasmobranch yang terdampar oleh air pasang atau badai.

Ikan itu mungkin juga telah dimangsa oleh predator darat seperti dinosaurus. Lalu membuat cacing robek tentakelnya dan membiarkannya terperangkap dalam resin.

"Tapi ini adalah skenario spekulatif, kebenaran bagaimana cacing kemudian bisa terjebak di batu ambar mungkin jauh di luar imajinasi kita," terang Bo Wang.

Terlepas seberapa kecil kemungkinan fosil cacing pita yang terawetkan dalam batu ambar, penelitian ini menyoroti bahwa resin memiliki potensi untuk menangkap detil kehidupan yang tidak terduga.

"Studi kami tidak hanya memberi contoh luar biasa tentang endoparasit laut yang terawetkan dalam ambar, namun juga menyoroti pentingnya penelitian batu ambar dalam paleoparasitologi,” tambah Bo Wang.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Geology.

Baca juga: Waspadai Cacing Pita pada Sushi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com