Kebijakan disinsentif yang membuat harga bahan bakar fosil lebih mahal, pajak karbon, dan tuntutan regulasi dapat membuat greenflation.
Suatu negara atau perusahaan yang dalam proses transisi energi menuju energi terbarukan, maka biaya infrastruktur baru dan penghentian penggunaan sumber energi fosil dapat menyebabkan adanya kenaikan biaya produksi yang selanjutnya ditransmisikan ke harga produk dan layanan yang diterima konsumen.
Greenflation menyadarkan akan perlunya mencari keseimbangan antara harga yang terjangkau dan keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Perlu aransemen kebijakan yang dapat mendukung ekonomi berkelanjutan tanpa menciptakan tekanan ekonomi.
Konsumen berperan penting terhadap greenflation, kesadaran akan produk ramah lingkungan yang dicerminkan dengan peningkatan permintaan produk hijau sehingga harganya menjadi semakin mahal.
Namun kenaikan harga tersebut dapat memberikan sinyal bagi produsen untuk meningkatkan produksi.
Greenflation dapat menyebabkan produsen dan konsumen tertekan dengan harga produk dan jasa yang tinggi. Harga tinggi tersebut dapat mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
Namun harga produk hijau yang tinggi tersebut dapat meningkatkan investasi di sektor yang menghasilkan produk hijau selain menciptakan lapangan kerja baru terutama green job serta mendorong efisiensi dan inovasi.
Peran penelitian dan inovasi menjadi titik kunci percepatan pengendalian greenflation tersebut. Sektor yang tidak mendukung produk hijau akan kesulitan bersaing di pasar yang semakin berorientasi lingkungan dan perubahan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
Greenflation yang dikelola dengan baik akan menurunkan jejak karbon dan penanganan persoalan perubahan iklim dengan stimulus permintaan untuk teknologi dan inovasi produk hijau.
Di sisi lain, greenflation akan mendorong inovasi teknologi yang lebih efisien dalam menghasilkan produk hijau. Namun permintaan produk hijau yang tinggi dan pasokan yang terbatas akan mengakibatkan eksploitasi sumberdaya yang berlebih.
Pada kondisi ini kerusakan lingkungan dan ekosistem tidak dapat terhindarkan untuk memenuhi bahan baku produk hijau.
Beberapa tantangan adanya greenflation terhadap kondisi biodiversitas
Greenflation yang meningkatkan harga produk hijau dan bahan baku untuk menghasilkan produk hijau akan mendorong eksploitasi sumberdaya lebih intensif dan ekstensif.
Eksploitasi mencari bahan baku bagi produk hijau akan mengancam keberlanjutan dan biodiversitas hayati pada hutan, ekosistem dan wilayah dimana sumberdaya tersebut akan dieksploitasi.
Sumberdaya mineral yang lebih banyak dibutuhkan pada produk hijau dan dengan harga yang tinggi akan menjadi insentif untuk mengkonversi banyak habitat alami dan mengurangi ruang kehidupan liar.