Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detoks Jangka Panjang Punya Bahaya Kesehatan, Apa Itu?

Kompas.com - 17/03/2024, 14:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Detoks menjadi tren beberapa tahun belakangan. Para selebriti atau influuencer banyak yang melakukan diet dengan konsep detoksifikasi dan membagikan perkembangannya di sosial media.

Apa sebenarnya detoks itu? Bagaimana para ahli menaggapi detoksifikasi?

Baca juga: Benarkah Jus Seledri Bermanfaat untuk Detoks?

Apa itu detoksifikasi?

Para ahli mengatakan detoks adalah sebuah konsep yang berpusat pada gagasan untuk membuang racun dari dalam tubuh.

Hal ini sering dikaitkan dengan rencana diet atau pembersihan yang bertujuan untuk menghilangkan racun-racun dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Namun Academy of Nutrition and Dietetics, tidak merekomendasikan detoks.

Hal tersebut karena tubuh sebenarnya sudah memiliki proses sendiri yang sangat efektif untuk membuang racun, terutama melalui hati, ginjal, dan sistem pencernaan.

Misalnya, tubuh dapat melakukan metabolisme alkohol hanya dalam sehari, bergantung pada berapa banyak minuman yang dikonsumsi seseorang (dan seberapa kuat minuman tersebut).

Apa bahaya detoks dalam jangka panjang?

Dilansir dari laman resmi Harvard, melakukan detoks dalam jangka panjang dan ekstrem dapat menimbulkan efek ekstrem dan bahkan mengancam jiwa.

Misalnya, terlalu banyak mengkonsumsi wortel atau makanan yang mengandung vitamin A tinggi dapat menyebabkan orang sakit kepala dan melemahnya tulang. Sayuran berdaun hijau yang berlebihan, yang kaya akan oksalat, juga dapat merusak ginjal.

Baca juga: Detoks Ekstrem ala Beyonce Bagian III, Ini Tanggapan Dokter

Detoksifikasi ekstrem juga dapat menyebabkan dehidrasi, menguras elektrolit, dan mengganggu fungsi normal usus.

Seseorang yang melakukan diet pembersihan berulang kali dapat berisiko mengalami gangguan keseimbangan asam basa tubuh, yang mengakibatkan keasaman berlebih dalam darah.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan koma dan kematian.

Jika Anda secara umum sehat, lebih baik untuk memberikan tubuh apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan sistem pembersihan diri yang kuat.

Pola makan yang sehat, asupan cairan yang cukup, olahraga teratur, dan tidur yang cukup adalah perhatian yang dibutuhkan.

Pada akhirnya, dokter adalah orang terbaik untuk mengawasi diet detoks dan mendiagnosis kepekaan terhadap makanan, dan para ahli medis tidak menyarankan untuk menghentikan mengkonsumsi makanan tertentu jika Anda tidak memiliki permasalahan serius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com