Sebaliknya, orangutan yang merupakan tiga spesies yang masih hidup berhasil menyesuaikan preferensi pola makan dan perilakunya sebagai respons terhadap meningkatnya variabilitas iklim.
"Pada akhirnya perjuangan G.blacki untuk beradaptasi menyebabkan punahnya primata terbesar yang pernah menghuni Bumi ini," tulis peneliti lagi.
Peneliti juga menghilangkan gagasan bahwa hominin mungkin bersaing atau memburu spesies tersebut, sehingga membantu mendorong kepunahannya.
"Tidak ada bukti mengenai hal itu," kata Westaway.
Baca juga: Sama seperti Manusia, Bahasa pada Kera Terbentuk karena Pergaulan Sosial
Julien Louys dari Griffith University di Queensland, Australia, mengatakan para peneliti memberikan bukti yang meyakinkan bahwa perubahan lingkungan, dan khususnya peningkatan variabilitas habitat, mungkin berdampak buruk pada G. blacki.
Namun, ia menambahkan bahwa fosil-fosil yang dipelajari berasal dari wilayah geografis yang cukup terbatas. Fosil yang menyerupai G. blacki juga telah ditemukan di Thailand, Vietnam dan Indonesia.
Studi dipublikasikan di Nature.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.