Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Daur Ulang Popok 200 Kali Lebih Cepat Dengan Cahaya

Kompas.com - 01/01/2024, 18:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Seperti sebagai bahan pengental pewarna berbahan dasar air atau sebagai komponen dalam berbagai perekat sehingga menghindari pembuangan ke tempat pembuangan sampah.

Metode ini diuji menggunakan popok bersih tetapi superabsorber juga dapat dipisahkan dari popok bekas memudahkan implementasinya di kehidupan sehari-hari.

Para peneliti menyebutkan bahwa metode daur ulang ini dapat dioptimalkan secara ekologis menggunakan tenaga surya, menjanjikan solusi yang berkontribusi pada penggunaan polimer yang lebih berkelanjutan dan mengurangi polusi lingkungan.

Popok daur ulang pakai untuk membangun rumah

Di Indonesia, inovasi terbaru muncul ketika para peneliti menggunakan parutan popok sekali pakai untuk membangun rumah yang terjangkau dan ramah lingkungan, dikutip dari Science Time, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Apa Saja Daur Ulang yang Bisa Dilakukan untuk Atasi Sampah Plastik?

Pendekatan kreatif ini melibatkan integrasi sekitar 2 meter kubik popok bekas ke dalam elemen struktural rumah satu lantai.

Memberikan solusi terhadap tantangan pengelolaan sampah dan kebutuhan akan perumahan murah, terutama di wilayah dengan pertumbuhan urbanisasi yang cepat seperti Indonesia.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan popok bekas dapat menggantikan hingga 27 persen dari bahan tradisional yang biasanya digunakan dalam elemen struktural yang menahan beban, tanpa mengorbankan integritas struktur.

Popok yang telah dihancurkan juga mampu menggantikan hingga 40 persen pasir pada komponen non-struktural, seperti partisi dinding dan paving blok taman.

Walaupun pendekatan ini menawarkan potensi positif masih ada beberapa tantangan seperti pemisahan komponen plastik dari serat organik dan penyesuaian dengan regulasi bangunan yang sudah ada.

Ahli kimia Christof Schröfl menyarankan untuk mencari alternatif pengganti popok sekali pakai, dengan fokus pada bahan yang lebih ramah lingkungan dan lebih jarang dibuang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com