Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Daur Ulang Popok 200 Kali Lebih Cepat Dengan Cahaya

KOMPAS.com - Sampah popok merupakan permasalahan yang tak kunjung habis dan menjadi tantangan serius dalam manajemen limbah.

Sebagai salah satu komponen signifikan dari sampah rumah tangga, popok sekali pakai menghadirkan dampak lingkungan yang besar.

Dalam kenyataannya, popok yang terbuat dari bahan sintetis dan campuran material sulit terurai secara alami. 

Namun, di tengah kesadaran global yang terus keberlanjutan ilmuwan berusaha menemukan solusi untuk mengatasi masalah sampah popok.

Dilansir dari Science Daily edisi (25/10/2023), para peneliti di Karlsruhe Institute of Technology (KIT) menciptakan terobosan terbaru yang menarik yaitu mendaur ulang popok dengan kecepatan 200 kali lipat lebih cepat menggunakan cahaya.

Bagaimana cahaya mampu mendaur ulang popok?

Sinar UV mengubah popok dalam waktu 5 menit

Para peneliti baru-baru ini menemukan cara untuk mendaur ulang popok dengan lebih cepat dan efisien.

Mereka menggunakan polimer natrium poliakrilat berikatan silang yang terdegradasi di bawah sinar UV setelah menyerap air.

Sinar UV ini memutuskan rantai polimer membuatnya longgar dan bisa berubah menjadi serat cair.

Proses ini sekitar 200 kali lebih cepat daripada metode tradisional menggunakan asam.

Dalam penelitian mereka para peneliti memotong lapisan popok konvensional, membasahinya dengan air, dan memaparkannya ke lampu berkekuatan 1000 W.

Dalam waktu lima menit bahan padat tersebut berubah menjadi cairan.

Metode ini jauh lebih efisien dibandingkan menggunakan asam yang memerlukan waktu sekitar 16 jam pada suhu 80 derajat Celcius.

Popok di daur ulang menjadi cairan serbaguna

Setelah itu, tim peneliti menggunakan proses yang dikenal untuk mengubah cairan tersebut menjadi perekat dan pewarna baru.

Peneliti tersebut menekankan bahwa kemungkinan besar zat ini dapat diubah menjadi banyak produk lain, yang memperluas potensinya.

Seperti sebagai bahan pengental pewarna berbahan dasar air atau sebagai komponen dalam berbagai perekat sehingga menghindari pembuangan ke tempat pembuangan sampah.

Metode ini diuji menggunakan popok bersih tetapi superabsorber juga dapat dipisahkan dari popok bekas memudahkan implementasinya di kehidupan sehari-hari.

Para peneliti menyebutkan bahwa metode daur ulang ini dapat dioptimalkan secara ekologis menggunakan tenaga surya, menjanjikan solusi yang berkontribusi pada penggunaan polimer yang lebih berkelanjutan dan mengurangi polusi lingkungan.

Popok daur ulang pakai untuk membangun rumah

Di Indonesia, inovasi terbaru muncul ketika para peneliti menggunakan parutan popok sekali pakai untuk membangun rumah yang terjangkau dan ramah lingkungan, dikutip dari Science Time, Kamis (16/11/2023).

Pendekatan kreatif ini melibatkan integrasi sekitar 2 meter kubik popok bekas ke dalam elemen struktural rumah satu lantai.

Memberikan solusi terhadap tantangan pengelolaan sampah dan kebutuhan akan perumahan murah, terutama di wilayah dengan pertumbuhan urbanisasi yang cepat seperti Indonesia.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan popok bekas dapat menggantikan hingga 27 persen dari bahan tradisional yang biasanya digunakan dalam elemen struktural yang menahan beban, tanpa mengorbankan integritas struktur.

Popok yang telah dihancurkan juga mampu menggantikan hingga 40 persen pasir pada komponen non-struktural, seperti partisi dinding dan paving blok taman.

Walaupun pendekatan ini menawarkan potensi positif masih ada beberapa tantangan seperti pemisahan komponen plastik dari serat organik dan penyesuaian dengan regulasi bangunan yang sudah ada.

Ahli kimia Christof Schröfl menyarankan untuk mencari alternatif pengganti popok sekali pakai, dengan fokus pada bahan yang lebih ramah lingkungan dan lebih jarang dibuang.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/01/01/180000923/ilmuwan-daur-ulang-popok-200-kali-lebih-cepat-dengan-cahaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke