Ketika berada dalam aliran darah, alkohol juga menyebabkan pembuluh darah melebar. Hal ini dapat mengakibatkan:
Alkohol dapat menyerang tubuh dengan cukup cepat. Biasanya, alkohol mencapai otak dalam waktu 5 menit, dan efeknya mulai terasa dalam waktu 10 menit.
Ketika konsentrasi alkohol mulai meningkat dalam aliran darah, orang yang meminumnya mungkin merasa bahagia, lebih bisa bersosialisasi dan percaya diri.
Ini karena alkohol merangsang pelepasan dopamin dan serotonin, yang disebut sebagai hormon “perasaan baik”.
Saat mabuk, seseorang akan mengalami lebih banyak gejala fisik. Hal ini terjadi karena alkohol menekan sistem saraf pusat dan mengganggu jalur komunikasi otak sehingga memengaruhi cara otak memproses informasi.
Baca juga: Studi: Merokok dan Minum Alkohol Jadi Faktor Risiko Utama Penyebab Kanker
Ya, sebagian alkohol yang diminum akan masuk ke paru-paru. Orang yang minum alkohol menghembuskan sekitar 8 persen alkohol yang ia minum.
Alkohol ini menguap dari darah melalui paru-paru dan berpindah ke napas. Inilah sebabnya mengapa seseorang berbau alkohol setelah minum semalaman.
Hati bekerja keras mengoksidasi sebagian besar alkohol dan mengubahnya menjadi air dan karbon monoksida.
Hati hanya dapat mengoksidasi satu unit alkohol per jam. Jadi, semakin banyak minum dalam jangka waktu yang lebih singkat, semakin banyak alkohol yang beredar di aliran darah.
Hasilnya adalah kandungan alkohol dalam darah yang lebih tinggi dan risiko keracunan alkohol yang juga lebih tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.