Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bunga Matahari Selalu Menghadap Sinar Matahari

Kompas.com - 04/11/2023, 09:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin belum banyak yang tahu, bunga matahari menunjukkan perilaku yang unik dalam memanfaatkan cahaya matahari.

Bunga-bunga besar berwarna kuning ini cenderung menghadap ke arah timur saat pagi tiba. Mereka mengarahkan kepala bunga mereka ke arah matahari terbit.

Baca juga: Tahukah Anda, Bunga Matahari Tua Selalu Menghadap ke Timur

Selanjutnya, seiring pergerakan Matahari, bunga matahari ini akan terus mengikuti arah perjalanan matahari sepanjang hari.

Mengapa ini terjadi?

Penelitian yang dipimpin oleh Stacey Harmer dan timnya di Universitas California Davis menyoroti kompleksitas perilaku ini.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa bunga matahari mengandalkan berbagai jenis respons cahaya untuk melakukan gerakan ini, dikutip dari Earth.com, Rabu (1/11/2023).

Disebabkan oleh respon fototropisme

Dahulu, dipercayai bahwa kemampuan bunga matahari untuk mengarahkan diri menuju sumber cahaya didorong terutama oleh respons terhadap cahaya yang dikenal sebagai fototropisme.

Sistem ini bekerja dengan cara mendeteksi cahaya biru yang tidak merata jatuh pada tanaman dan mengirimkan sinyal ke protein yang dikenal sebagai fototropin.

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Harmer dan timnya menunjukkan bahwa perilaku heliotropisme pada bunga matahari tidak sepenuhnya bergantung pada respons fototropik ini.

Dalam studi mereka, mereka membandingkan aktivitas gen pada bunga matahari yang mengikuti cahaya biru di laboratorium dengan aktivitas gen pada bunga matahari yang tumbuh dalam lingkungan alami mereka.

Baca juga: Mengapa Biji Bunga Matahari Baik untuk Kesehatan?

Peneliti menemukan bahwa hanya beberapa gen yang terlibat dalam pembelokan fototropik di laboratorium yang menunjukkan perubahan signifikan dalam aktivitas mereka sebagai respons terhadap gerakan Matahari.

Sistem respons cahaya bayangan juga terlibat

Hal yang menarik adalah penemuan ini juga menyoroti aktivasi sistem respons cahaya lainnya.

Salah satu sistem tersebut adalah sistem penghindaran bayangan, yang mendeteksi cahaya merah jauh yang biasanya hadir di area teduh.

Sistem penghindaran bayangan diaktifkan di sisi barat batang bunga matahari, di awal pagi ketika Matahari masih di timur.

“Kami terus-menerus terkejut dengan apa yang kami temukan ketika mempelajari bagaimana bunga matahari mengikuti matahari setiap hari,” ujar Harmer.

Yang lebih menarik lagi adalah bahwa, meskipun cahaya merah, merah jauh, atau cahaya biru dihilangkan, bunga matahari masih mampu melacak pergerakan Matahari.

Ini menunjukkan bahwa berbagai sistem bekerja sama untuk memastikan respons heliotropik, sehingga pergerakan tersebut masih mungkin terjadi bahkan jika satu atau lebih pemicu cahaya tidak ada.

Bunga matahari dewasa tidak mengikuti cahaya matahari

Dilansir dari Science ABC, Rabu (1/11/2023), bunga matahari yang telah dewasa tidak lagi mengikuti pergerakan Matahari sepanjang hari seperti yang dilakukan oleh bibit yang lebih muda.

Baca juga: Bagaimana Tanaman Tahu Kapan Waktunya Berbunga?

Peneliti menjelaskan bahwa seiring pertumbuhan tanaman secara keseluruhan yang melambat secara bertahap, ritme sirkadian tanaman menjadi faktor yang semakin penting.

Bunga matahari dewasa cenderung menghadap ke arah timur.

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku tersebut sebagian besar disebabkan oleh ritme sirkadian yang mengatur respons terhadap cahaya di berbagai waktu hari.

Dengan demikian, bunga matahari dewasa mengoptimalkan penyerapan sinar matahari di pagi hari saat cahaya tampaknya paling bermanfaat bagi fotosintesis mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com