Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Ikan Mentah pada Sushi Aman untuk Dimakan?

Kompas.com - 16/10/2023, 09:30 WIB
Usi Sulastri,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sushi adalah hidangan khas Jepang, yan terdiri dari irisan daging ikan mentah, telah menjadi salah satu makanan yang sangat populer di seluruh dunia.

 

Ikan laut mentah yang segar adalah bahan utama yang digunakan pada sajian ini. Kombinasi rasa yang unik, estetika yang indah, dan pengalaman makan yang interaktif telah membuat sushi menjadi salah satu hidangan favorit banyak orang.

Akan tetapi, ada pertanyaan yang sering muncul dalam benak penggemar kuliner, terutama yang baru mengenal sushi.

Apakah sushi yang menggunakan ikan mentah benar-benar aman untuk dimakan?

Baca juga: Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Sebenarnya, sushi memiliki beberapa manfaat kesehatan yang signifikan. Salah satu alasannya karena bahan utama sushi, yaitu ikan laut segar dan mentah, kaya akan protein berkualitas tinggi, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral.

Ini adalah komponen nutrisi yang penting untuk kesehatan jantung, fungsi otak, dan banyak aspek lainnya dalam tubuh kita.

Namun, seperti halnya semua makanan mentah, ikan mentah dapat mengandung bakteri dan patogen lain yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan.

Ikan mentah rawan terkontaminasi mikroba

Dilansir dari ILF Science, Rabu (4/10/2023), para peneliti di Norwegia menyelidiki keberadaan bakteri dalam ikan mentah dan menemukan 22 strain Aeromonas yang berpotensi berbahaya.

Hasil penelitian menunjukkan, mengolah ikan dengan sedikit pemrosesan tidak selalu cukup untuk mencegah pertumbuhan bakteri Aeromonas.

Beberapa strain bakteri pada ikan mentah ini juga mengandung gen yang memungkinkan mereka untuk menjadi patogen dan menyerang sel inang manusia, serta dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal dan ekstraintestinal.

Baca juga: Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

ilustrasi sushi, makanan khas Jepang.SHUTTERSTOCK/Magdanatka ilustrasi sushi, makanan khas Jepang.

Lebih mengkhawatirkan lagi, peneliti menemukan bukti bahwa Aeromonas dapat berkontribusi pada peningkatan resistensi antibiotik.

Bakteri ini dapat mentransfer gen resistensi antibiotik kepada bakteri lain melalui pertukaran materi genetik di lingkungan laut.

Selain itu, risiko resistensi antibiotik juga harus diwaspadai karena bakteri Aeromonas dapat berperan dalam penyebaran gen resistensi antibiotik ke dalam lingkungan yang sama.

Kontaminan dan risiko terkait sushi

Dilansir dari CPD Online College, Rabu (4/10/2023), semakin tinggi ikan berada dalam rantai makanan, semakin banyak kontaminan yang dapat berkonsentrasi dalam dagingnya.

Misalnya, ikan predator besar seperti tuna dan ikan todak yang sering digunakan dalam sushi dan sashimi dapat mengandung tingkat merkuri yang tinggi. Merkuri adalah kontaminan yang dapat menyebabkan masalah seperti masalah memori, kelemahan otot, dan mati rasa.

Baca juga: Apakah Ikan Arapaima Bisa Dimakan?

Selain merkuri, mikroplastik juga menjadi masalah. Partikel-partikel plastik yang hampir tidak terlihat ini tersebar luas di laut.

Ikan laut, termasuk yang dikonsumsi manusia, dapat menelan mikroplastik. Ini berisiko terutama bagi spesies yang lebih tinggi dalam rantai makanan, termasuk manusia.

Makanan laut mentah juga dapat membawa risiko patogen seperti virus, bakteri, dan parasit. Beberapa contoh termasuk Listeria, salmonella, dan cacing pita.

Salah satu penyakit umum yang terkait dengan konsumsi sushi adalah anisakiasis, yang disebabkan oleh makan ikan yang terinfeksi cacing parasit. Gejalanya meliputi sakit perut, mual, muntah, dan diare.

Jadi, ketika ingin menikmati sushi, penting untuk memastikan bahwa ikan yang digunakan adalah bahan berkualitas tinggi dan telah diolah dengan benar.

Selain itu, pastikan untuk mematuhi praktik kebersihan yang baik saat menyiapkan dan menyajikan makanan laut mentah. Dengan berhati-hati, Anda dapat menikmati hidangan makanan laut dengan lebih aman.

Baca juga: Apakah Ikan Pari Punya Gigi? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com