Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Menciptakan Keseimbangan: Tantangan dan Peluang dalam Hubungan antara Ekonomi dan Konservasi

Kompas.com - 01/09/2023, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Misal, bisnis berbasis keanekaragaman hayati, bisnis konservasi komoditas bernilai ekonomi tinggi, bisnis energi baru dan terbarukan, bisnis pemasaran karbon, ekowisata, bisnis bioteknologi, bisnis penyerapan karbon, bisnis restorasi lanskap, bisnis kebun raya, bisnis bioenergi, bisnis limbah, bisnis kawasan konservasi, dan sebagainya.

Baca juga: Menilik Kebijakan Riset dan Inovasi dalam Platform Ekonomi Biru, Apakah Masih Sebatas Jargon?

Pengembangan teknologi hijau dan inovasi

Pengembangan teknologi hijau menjadi tonggak penting dalam usaha menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya, hidro, dan angin, telah membuktikan bahwa ekonomi yang berbasis pada energi bersih adalah mungkin.

Ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan peluang baru dalam menciptakan lapangan kerja di sektor energi terbarukan.

Riset teknologi dan inovasi menjadi kata kunci dalam pengembangan ekonomi yang lebih bersih.

Selain itu, inovasi dalam pemantauan lingkungan juga memegang peranan penting dalam konservasi.

Teknologi seperti pemantauan satelit, kecerdasan buatan, dan jaringan sensor dapat membantu mengawasi perubahan lingkungan dengan lebih akurat dan cepat.

Ini memberikan informasi penting bagi pengambil keputusan dalam mengatasi kerusakan lingkungan dan mengurangi dampak ekonomi yang merugikan.

Salah satu faktor penting dalam mencapai keseimbangan antara ekonomi dan konservasi adalah kolaborasi lintas pemangku kepentingan.

Pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga akademis perlu bekerja bersama untuk mengidentifikasi solusi yang komprehensif.

Baca juga: Menakar Korelasi Perubahan Iklim dan Lingkungan terhadap Ekonomi Biru

Kemitraan ini dapat melibatkan pemangku kepentingan dalam perencanaan pembangunan, pemantauan lingkungan, dan pelaksanaan program-program berkelanjutan.

Kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan tetap terjaga dalam pertumbuhan ekonomi berkualitas akan membangkitkan aksi bersama yang nyata.

Hubungan antara ekonomi dan konservasi adalah kompleks dan membutuhkan pendekatan yang matang.

Tantangan untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan tidak boleh diabaikan, tetapi peluang yang ada juga tidak dapat dikesampingkan.

Dengan adopsi teknologi hijau, pendekatan ekonomi sirkular, dan kerjasama antar pemangku kepentingan, kita dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang nyata untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dengan menjaga keseimbangan antara ekonomi dan konservasi, kita dapat menciptakan dunia di mana kemakmuran manusia selaras dengan kelestarian alam.

S Andy Cahyono
Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com