Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Nyamuk Sering Berdenging di Dekat Telinga?

Kompas.com - 27/08/2023, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Nyamuk menggunakan organ, yang disebut palp maksila, untuk mendeteksi karbon dioksida dari jarak yang jauh.

Akibatnya, orang yang menghembuskan lebih banyak gas karbon dioksida, umumnya adalah orang yang bertubuh lebih besar, lebih menarik bagi nyamuk.

Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak lebih jarang digigit nyamuk daripada orang dewasa.

2. Olahraga dan metabolisme tubuh

Selain karbon dioksida, nyamuk mencari target dari jarak dekat dengan mencium bau asam laktat, amonia, dan zat lain yang dikeluarkan melalui keringat. Selain itu, nyamuk juga tertarik pada orang dengan suhu tubuh lebih tinggi.

Baca juga: Apa Bukti Nyamuk adalah Hewan Paling Berbahaya di Dunia?

Karena olahraga berat meningkatkan penumpukan asam laktat dan panas dalam tubuh, hal ini mungkin membuat kita lebih menarik bagi serangga.

3. Bakteri di kulit

Penelitian lain menunjukkan bahwa jenis dan volume bakteri tertentu yang secara alami hidup di kulit manusia memengaruhi daya tarik nyamuk terhadap kita.

Dalam sebuah studi tahun 2011, para ilmuwan menemukan bahwa memiliki beberapa jenis bakteri dalam jumlah besar membuat kulit kita lebih menarik bagi nyamuk.

Ini juga mungkin menjadi alasan mengapa nyamuk sangat sering menggigit pergelangan kaki dan kaki, yang secara alami memiliki koloni bakteri yang lebih kuat.

4. Kehamilan

Dalam beberapa studi yang berbeda, wanita hamil diketahui lebih sering mengalami gigitan nyamuk, kira-kira dua kali lebih sering daripada yang lain.

Baca juga: Nyamuk di Kamboja dan Vietnam Kebal terhadap Insektisida

Ini mungkin disebabkan oleh dua faktor, mereka menghembuskan karbon dioksida sekitar 21 persen lebih banyak dan memiliki suhu tubuh yang lebih hangat.

5. Genetika

Secara keseluruhan, faktor genetik berkontribusi sekitar 85 persen dalam hal daya tarik nyamuk terhadap kita, terlepas dari apakah itu ditonjolkan melalui metabolisme, karbon dioksida, atau faktor lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com