Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Hubungan Energi Nuklir di Antariksa dengan Keamanan Manusia

Kompas.com - 01/08/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Antonia Rahayu Rosaria Wibowo

NUKLIR merupakan salah satu sumber energi alternatif. Di Indonesia, energi nuklir telah dimanfaatkan di berbagai bidang, meskipun banyak orang yang mungkin tidak mengetahuinya.

Baca juga: Bagaimana Radiasi Nuklir Berdampak pada Tubuh Manusia?

Beberapa pemanfaatan energi nuklir misalnya mutasi beras dengan radiasi nuklir untuk mendapatkan beras dengan kualitas yang lebih unggul.

Selain beras, penelitian di Indonesia telah menemukan obat penghilang rasa sakit yang diproduksi menggunakan teknologi nuklir yang diberikan kepada penderita kanker. Teknologi nuklir juga telah berkontribusi memutus penyebaran virus covid-19.

 

Indonesia telah mengembangkan alat steriliasi yang menggunakan teknologi sinar ultraviolet.

Namun, meskipun memiliki manfaat sebagai sumber energi alternatif, nuklir lebih dikenal sebagai alat penghancur atau pemusnah masal. Hal ini tentu bukan tanpa sebab.

Pada masa Perang Dunia II misalnya, peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki masih melekat di benak banyak orang. Kedua kota tersebut diluluhlantakkan dalam sekejap menggunakan bom yang dibuat menggunakan energi nuklir.

Melihat dua fakta tersebut, penggunaan energi nuklir dapat membawa manfaat ataupun bencana tergantung pada manusia yang menggunakannya. Hal yang sama juga berlaku untuk penggunaan energi nuklir di antariksa.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa penggunaan energi nuklir sebagai bahan bakar merupakan alternatif terbaik sebab energi nuklir dapat menghemat waktu perjalanan dan konsumsi energi.

Baca juga: Mengapa Uranium Sangat Penting untuk Bahan Bakar Nuklir?

Energi nuklir khususnya diperlukan untuk misi eksplorasi antariksa ke planet lain seperti Jupiter dan Saturnus, serta planet-planet jauh lainnya dalam sistem tata surya.

Akan tetapi, misi eksplorasi yang menggunakan energi nuklir sebagai bahan bakar tersebut juga memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan umat manusia dan planet Bumi.

Salah satu risiko adalah kemungkinan adanya efek radiasi nuklir yang bisa mengenai manusia maupun lingkungan Bumi bila terjadi kebocoran. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, aspek keamanan dan keselamatan merupakan hal yang perlu diperhatikan.

Secara internasional, Perserikatan Bangsa Bangsa mengesahkan dua aturan yang mengatur keamanan dan keselamatan operasi antariksa yang menggunakan energi nuklir.

Kedua aturan internasional tersebut ialah Principles Relevant to the Use of Nuclear Power Sources in Outer Space (NPS Principles) yang ditetapkan pada tahun 1992 dan Safety Framework for Nuclear Power Source Applications in Outer Space (the Safety Framework) yang ditetapkan pada tahun 2009.

NPS Principles berfokus pada perlindungan terhadap manusia, populasi, dan biosfer dari bahaya radiologi.

Sementara itu, Safety Framework ditujukan kepada pemerintah, organisasi antarpemerintah internasional, serta entitas non-pemerintah dengan fokus kepada keselamatan nuklir untuk peluncuran, operasi, dan fase akhir layanan yang relevan dari penggunaan energi nuklir untuk misi antariksa.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Bom Nuklir Diledakkan di Ruang Angkasa?

Pertanyaan selanjutnya adalah bila Indonesia masih belum mengembangkan misi antariksa yang menggunakan energi nuklir, apakah relevansi kedua aturan internasional tersebut bagi bangsa Indonesia?

Jawabannya adalah kedua aturan internasional tersebut jelas berdampak bagi Indonesia sebab radiasi nuklir bisa mengenai siapa saja tanpa memandang batas negara.

Pecahan roket yang membawa nuklir misalnya, dapat jatuh di wilayah Indonesia dan efek radiasi nuklir bisa mencemari wilayah Indonesia.

Mengingat bahwa dampak radiasi nuklir misi antariksa tidak mengenal batas negara, prinsip-prinsip keamanan manusia dapat digunakan untuk melihat kesesuaian antara NPS Principles dan Safety Framework dengan upaya menjaga keselamatan manusia dari efek negatif energi nuklir yang digunakan untuk misi antariksa.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, terdapat lima prinsip keamanan manusia yaitu berpusat pada manusia, komprehensif, konteks yang spesifik, berorientasi pada pencegahan, serta perlindungan dan pemberdayaan.

Prinsip pertama, berpusat pada manusia, mengacu pada berbagai kondisi yang mengancam kelangsungan hidup, mata pencaharian, dan martabat manusia khususnya mereka yang paling rentan.

Prinsip kedua, komprehensif, mengacu pada kompleksitas dan sifat saling berhubungan dari tantangan yang dihadapi manusia serta aspirasi mereka untuk bebas dari keinginan, ketakutan, dan penghinaan.

Baca juga: Kenapa Ledakan Nuklir Membentuk Awan Jamur?

Prinsip ketiga, konteks yang spesifik, mengacu pada variasi orang, masyarakat sipil, dan kondisi negara, serta akar penyebab di balik tantangan yang sedang dihadapi maupun tantangan di masa depan.

Prinsip keempat, berorientasi pada pencegahan, mengacu pada mekanisme peringatan dini yang membantu mengurangi dampak dari ancaman saat ini serta mencegah ancaman yang mungkin timbul di masa depan.

Prinsip kelima, perlindungan dan pemberdayaan mengacu pada kemampuan untuk memberdayakan manusia dan komunitasnya untuk membuat kerangka kerja yang dapat mengatasi tantangan yang kompleks bagi manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPS Principles dan Safety Framework dapat memenuhi kelima prinsip keamanan manusia.

Kedua peraturan internasional tersebut memuat aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang sejalan dengan prinsip keamanan manusia.

Kedua peraturan internasional tersebut dibuat untuk menjamin keamanan dan keselamatan manusia serta lingkungan Bumi dari efek negatif energi nuklir.

Aturan terkait konsultasi, pendampingan bagi negara, tanggung jawab, kompensasi, dan penyelesaian sengketa dalam NPS Principles misalnya, dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan manusia.

Panduan untuk pemerintah terkait kebijakan, persyaratan, dan proses keamanan untuk otorisasi misi antariksa yang menggunakan energi nuklir, panduan pengaturan, serta panduan teknis dalam Safety Framework juga sejalan dengan prinsip-prinsip keamanan manusia.

Baca juga: Apakah Ada Tempat Terburuk untuk Berlindung dari Bom Nuklir?

Melihat bahwa kedua peraturan internasional terkait penggunaan energi nuklir untuk misi antariksa tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip keamanan manusia, dapat dikatakan bahwa kedua peraturan tersebut mengutamakan keamanan dan keselamatan.

Dalam penggunaan energi nuklir, baik di Bumi maupun untuk misi di antariksa, keamanan dan keselamatan memang merupakan hal yang utama. Energi nuklir hendaknya dipergunakan untuk kebaikan manusia, bukan untuk kehancuran manusia.

Antonia Rahayu Rosaria Wibowo
Analis Kebijakan Publik - Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com