Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Astronot Menjaga Pakaiannya Tetap Bersih di Luar Angkasa?

Kompas.com - 01/08/2023, 15:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mencuci pakaian adalah tugas yang sangat biasa dan dapat dengan mudah dilakukan di Bumi.

Namun beda cerita bagi para astronot yang sedang bertugas di luar angkasa. Menjaga pakaian antariksa tetap bersih tentu bukan hal yang mudah.

Baca juga: Penelitian Ini Mungkinkan Astronot Makan Gorengan di Luar Angkasa

Pakaian di luar angkasa

Mengutip IFL Science, Selasa (1/8/2023) misi Artemis yang akan membawa astronot ke Bulan paling cepat tahun 2025, tengah dipersiapkan.

Dalam rangka itu, para ilmuwan pun sedang mencari bahan terbaik untuk membantu astronot tidak hanya bertahan dari kondisi keras di permukaan Bulan tetapi juga menjaga kebersihan pakaian antariksa mereka.

Kondisi tersebut termasuk paparan suhu ekstrem, radiasi ruang angkasa, dan debu yang sangat abrasif.

Debu ini adalah masalah besar karena menyebabkan segel pakaian antariksa dari misi sebelumnya, yaitu Apollo menjadi penuh hanya dalam beberapa jam di luar wahana.

Sementara tim Artemis berharap bisa menghabiskan sekitar 2500 jam di permukaan Bulan di masa mendatang.

Masalah lainnya adalah bagaimana mencegah pertumbuhan mikroba di dalam pakaian antariksa itu sendiri, terutama karena pakaian antariksa tersebut dapat digunakan bersama oleh anggota kru.

"Mencuci di Bumi jadi pekerjaan yang cukup mudah berkat deterjen, mesin cuci dan pengering. Tapi di habitat Bulan atau lebih jauh, mencuci pakaian antariksa secara konsisten mungkin tidak praktis," kata Malgorzata Holynska, insinyur bahan dan proses Badan Antariksa Eropa (ESA).

Baca juga: Bagaimana Astronot Mendapatkan Air Minum di Luar Angkasa?

"Pakaian ruang angkasa kemungkinan besar akan digunakan bersama dengan astronot lain, dan disimpan untuk waktu yang lama setelah digunakan. Hal ini dapat berpotensi bagi mikroorganisme untuk tumbuh. Kami perlu menemukan solusi alternatif untuk menghindari pertumbuhan mikroba," papar Holynska lagi.

Solusi pakaian luar angkasa

ESA pun sedang berupaya mengembangkan tekstil baru yang cocok untuk pakaian antariksa baru yang tidak ada di era Apollo.

Salah satu proyeknya, Biocidal Advanced Coating Technology for Reducing Microbial Activity (BACTeRMA).

Teknologi tersebut akan membantu mencegah mikroba tumbuh di lapisan dalam pakaian yang pada dasarnya adalah pakaian dalam astornot.

Untuk mengerjakan proyek itu, ahli menggunakan apa yang disebut metabolit sekunder.

Itu adalah senyawa yang diproduksi oleh mikroba yang mengandung sifat antibiotik dan membantu melindungi mikroba dari kondisi lingkungan yang berbeda.

Tim kemudian menciptakan bahan dari metabolit sekunder, termasuk teknik pewarnaan kain.

Keberhasilan tekstil anti mikroba ini tidak hanya penting untuk pakaian antariksa tetapi mungkin memiliki aplikasi yang lebih luas di masa mendatang.

Baca juga: Seperti Apa Desain Baju Astronot Terbaru yang Akan Dipakai ke Bulan?

“Selain itu, proyek-proyek ini dapat memiliki implikasi yang lebih luas bagi industri tekstil, dengan menunjukkan kelayakan dan pentingnya mengembangkan tekstil inovatif dengan sifat khusus,” tambah Gernot Grömer, direktur Forum Luar Angkasa Austria.

Bisa dibilang, satu langkah kecil untuk pakaian luar angkasa bisa menjadi satu lompatan besar untuk teknologi tekstil pintar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com