Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Tepatkah Pemerintah Membidik Pasar Baterai Litium?

Kompas.com - 27/06/2023, 16:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Renanto Putra Wijaya S.Si., M.Si.*

PERKEMBANGAN umat manusia saat ini semakin menuju ke arah sustainability di mana semua kegiatan umat manusia harus bisa mendukung konsep berkelanjutan yang berlandaskan keselarasan dengan lingkungan.

Salah satu perubahan revolusioner adalah peralihan dari kendaraan berbasiskan minyak bumi menjadi kendaraan berbasis listrik dengan gas buang ke atmosfer mendekati nol.

Para regulator juga sudah mulai mengeluarkan kebijakan untuk mendukung penjualan mobil listrik. Sebagai contoh, Uni Eropa akan melarang penjualan mobil berbasis bensin dan solar untuk dijual mulai 2035.

Sedangkan baru-baru ini, Indonesia juga mengambil kebijakan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah.

Tren perubahan ini seolah diamini oleh para produsen mobil dunia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Volkswagen pabrikan otomotif asal Jerman. Mereka melakukan pivot pada line up mobil yang akan mereka jual kedepannya.

Kini Volkswagen tengah memfokuskan diri membangun fasilitas dan teknologi berbasis listrik. Ini dilakukan dalam rangka mengejar ketertinggalan mereka dibandingkan Tesla.

Salah satu efek dari peralihan tren teknologi tersebut adalah meningkatnya permintaan akan baterai.

Baterai menjadi elemen sangat penting dalam teknologi kendaraan berbasis listrik sebagai Sistem Penyimpanan Daya (SPD).

Kendaraan listrik akan mengubah tenaga listrik yang diperoleh ketika proses pengisian daya melalui proses elektrokimia. Tenaga listrik ini kemudian dapat digunakan kembali ketika dibutuhkan.

Suatu baterai dikatakan ideal apabila memenuhi kriteria: 1) memiliki pengisian daya yang cepat, 2) memiliki ketahanan kapasitas yang baik (tidak mudah terdegradasi), 3) memiliki kapasitas tinggi dalam ukuran kecil (densitas energi yang tinggi), 4) ramah lingkungan.

Saat ini kebutuhan baterai dunia dipenuhi oleh baterai berbasis ion litium. Pada jenis baterai ini, litium akan berperan sebagai ion aktif yang bergerak dari katoda ke anoda. Baik ketika proses pengisian daya dan ketika proses pelepasan daya.

Salah satu kelebihan intrinsik dari litium ketika digunakan sebagai baterai adalah ukuran atom yang sangat kecil.

Karakteristik ini memungkinan kapasitas baterai litium menjadi sangat besar dalam satuan volume yang sama jika dibandingkan unsur lain.

M. S. Ziegler and J. E. Trancik, ?Re-examining rates of lithium-ion battery technology improvement and cost decline,? Energy Environ Sci, vol. 14, no. 4, pp. 1635?1651, Apr. 2021, doi: 10.1039/D0EE02681F.M. S. Ziegler and J. E. Trancik M. S. Ziegler and J. E. Trancik, ?Re-examining rates of lithium-ion battery technology improvement and cost decline,? Energy Environ Sci, vol. 14, no. 4, pp. 1635?1651, Apr. 2021, doi: 10.1039/D0EE02681F.

Dikemukakan oleh Ziegler (2021), perkembangan baterai litium dalam 30 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sangat masif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com