Menariknya, baru-baru ini para peneliti di dunia sudah mulai aktif melakukan penelitian mengenai baterai berbasis natrium atau sodium.
Jenis baterai yang biasa disebut Sodium-ion Batteries (SIBs) ini memiliki keberlimpahan ribuan kali lebih banyak ketimbang litium (lihat Gambar 2).
Namun perlu dilakukan studi dan penelitian lebih lanjut sebelum Sodium-ion Batteries siap menggantikan litium sepenunya.
Hal ini berkaca pada penelitian komprehensif untuk mengembangkan litium sebagai material utama baterai yang memang sudah sejak lama dilakukan sebelumnya.
Secara bisnis, baterai litium dapat dilihat sebagai tipe bisnis red ocean yang sudah banyak pemain besar global. Sedangkan di sisi lain, baterai sodium relatif masih sedikit pemainnya atau masih blue ocean.
Ini karena jumlah manufaktur baterai litium di dunia sudah sangat banyak jika dibandingkan dengan baterai sodium.
Sampai dengan tulisan ini dibuat hanya ada dua manufaktur yang melakukan produksi massal baterai sodium, yaitu China (CATL) dan Jepang (NGK Insulator).
Dengan demikian, bisa dibilang saat ini semua negara masih pada level sama, yaitu early exploration and early exploitation dari baterai sodium.
Maka, jika Indonesia ingin memainkan peran yang lebih besar pada percaturan pasar baterai dunia alangkah lebih baik fokus pada penelitian baterai berbasis sodium ketimbang litium.
*Penerima Beasiswa LPDP PK-191
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.