Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Tempat Mumifikasi Mesir Kuno Berusia 2400 Tahun?

Kompas.com - 01/06/2023, 10:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pihak berwenang Mesir mengumumkan penemuan tempat mumifikasi dan juga makam kuno di sebuah situs arkeologi di luar Kairo, Mesir.

Tempat mumifikasi yang disebut paling besar dan terlengkap ini digali di pekuburan Saqqara, yang merupakan bagian dari ibu kota kuno Mesir Memphis, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO.

Penemuan tempat mumifikasi kuno

Dikutip dari Independent, Selasa (30/5/2023) tempat tersebut menurut Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, digunakan untuk membuat mumi manusia dan hewan suci sekitar 2.400 tahun yang lalu.

Sementara itu, arkeolog mengatakan bahwa workshop berasal dari akhir Dinasti Firaun ke-30 (380 SM hingga 343 SM) dan periode Ptolemeus (305 SM hingga 30 SM).

Peneliti juga menemukan sejumlah temuan arkeologis di situs tersebut, termasuk pot tanah liat, bejana ritual, dan barang-barang lain yang tampaknya telah digunakan dalam proses mumifikasi.

Baca juga: Seperti Apa Wajah Pria Mesir Kuno yang Hidup 30.000 Tahun Lalu?

Lebih lanjut, Kementerian Pariwisata dan Purbakala mencatat dalam sebuah pernyataan bahwa tempat mumifikasi tersebut merupakan bangunan persegi panjang yang terbuat dari batu bata yang dibagi menjadi beberapa ruangan.

Ruangan berisi dua tempat tidur batu yang digunakan untuk mengistirahatkan tubuh manusia untuk proses mumifikasi dan ukurannya sekitar 2 meter, lebar satu meter, dan tinggi 50 cm.

Selain itu terdapat sejumlah linen dan resin hitam di lokasi tersebut, yang kemungkinan besar digunakan dalam proses pembalseman.

Sedangkan tempat mumifikasi hewan merupakan bangunan persegi panjang terpisah yang terbuat dari batu bata dengan lumpur dan batu, dibagi menjadi beberapa ruangan dan aula.

Di dalam tempat mumifikasi tersebut juga ditemukan sejumlah besar barang tembikar dengan berbagai bentuk dan ukuran bersama dengan linen, alat sulaman, dan beberapa perunggu.

Baca juga: Seperti Apa Ribuan Mumi Kepala Domba yang Ditemukan di Kuil Mesir?

Arkeolog juga menemukan lima lapisan batu di situs ini, yang kemungkinan besar digunakan untuk membuat mumi hewan suci.

Dengan menganalisis residu bahan kimia yang masih tertinggal di tembikar, ahli dapat mengidentifikasi campuran resin, ter, dan minyak, yang kemungkinan besar digunakan dalam proses pembalseman.

Selanjutnya, mereka mencocokan jejak kimia yang ditemukan dengan deskripsi di bagian luar wadah yang digali di situs tersebut.

Hal itu membuat ilmuwan dapat mengungkap detil baru tentang bahan spesifik yang digunakan dalam proses mumifikasi.

Lalu makan kuno yang ditemukan di situs yang sama kemungkinan merupakan makam seorang pejabat tinggi dari Kerajaan Lama Mesir kuno dan seorang pendeta dari Kerajaan Baru.

Baca juga: Seperti Apa Jalan Kuno yang Ditemukan di Dasar Laut Mediterania?

Proses mumifikasi Mesir kuno

Dilansir dari Telegraph, mumifikasi di Mesir kuno adalah prosedur yang rumit dan memakan waktu hingga 70 hari.

Langkah pertama adalah mengeluarkan organ dalam, yang kemudian ditempatkan di toples batu atau keramik.

Jenazah kemudian dicuci, ditutup natron, mineral karbonat penyerap alami, dan dibiarkan kering selama 40 hari.

Setelah dikeringkan, jenazah dibungkus dengan perban linen bertuliskan mantra dan gambar dewa Mesir. Mumi Mesir itu kemudian ditempatkan di peti mati dan dikuburkan.

Nekropolis Bubasteion, salah satu situs pemakaman utama Mesir kuno, terletak di tepi barat Sungai Nil di seberang Memphis. Itu didedikasikan untuk Bastet, yang merupakan dewi pelindung kucing.

Baca juga: Seperti Apa Papan Skor Permainan Bola Suku Maya Kuno?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com