KOMPAS.com - Tahu merupakan makanan nabati yang terbuat dari kacang kedelai. Dengan tekstur yang sangat lembut, tahu mudah diolah menjadi berbagai hidangan.
Tidak hanya lezat dan murah, tahu dikenal memiliki manfaat untuk kesehatan. Lantas, apa yang membuat tahu sehat untuk dikonsumsi?
Tahu merupakan tinggi protein dan mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.
Tahu juga menyediakan lemak, karbohidrat, dan berbagai macam vitamin dan mineral.
Baca juga: 6 Manfaat Tahu untuk Kesehatan
Dilansir dari Healthline, setiap 100 gram (g) sajian tahu mengandung nutrisi sebagai berikut:
Karena tahu memiliki banyak nutrisi dengan kalori yang relatif sedikit, tahu termasuk makanan yang sangat padat nutrisi.
Kandungan nutrisi tahu juga sangat bervariasi, bergantung jenis koagulan yang digunakan untuk membuatnya.
Baca juga: Apakah Tahu Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan?
Berikut adalah beberapa manfaat tahu untuk kesehatan
Isoflavin kedelai dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat, meski tampaknya tidak meningkatkan kadar kolesterol baik.
Studi telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai setiap hari dapat menurunkan penanda risiko penyakit kardiovaskular, termasuk berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan kolesterol total.
Mengkonsumsi tahu sebagai alternatif pengganti protein hewani dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, yang pada gilirannya, akan mengurangi risiko aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Baca juga: Tempe VS Tahu, Mana yang Lebih Kaya Protein?
Beberapa penyelidikan klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa genistein, isoflavon utama dalam kedelai, memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Sebelumnya, ada kebingungan tentang keamanan mengonsumsi kedelai bagi orang yang didiagnosis kanker payudara.
Hal ini karena isoflavon memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen dan kadar estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Namun, mengonsumsi makanan kedelai utuh dalam jumlah sedang atau kurang dari dua porsi sehari, tampaknya tidak memengaruhi pertumbuhan tumor atau risiko terkena kanker payudara.
Baca juga: 10 Makanan Tinggi Zat Besi, dari Jeroan hingga Tahu