Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2023, 11:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini plastik seakan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak pertama kali ditemukan, penggunaannya yang fleksibel mulai dari kantong belanja, kemasan makanan, dan lain lain memang memudahkan manusia.

Namun di sisi lain, pemanfaatan plastik mulai di luar kendali dan mengakibatkan menjadi salah satu polusi yang berbahaya bagi Bumi.

Sejarah penemuan plastik

Sejarah penggunaan plastik oleh manusia dimulai ketika pada tahun 1869, John Wesley Hyatt menemukan polimer sintetik pertama.

Dikutip dari Science History Institute, Kamis (30/3/2023) dengan mengolah selulosa yang berasal dari serat kapas dan kapur barus, Hyatt menemukan plastik yang dapat dibuat menjadi berbagai bentuk untuk meniru bahan alami.

Sejak plastik ditemukan, benda ini menjadi sangat revolusioner. Untuk pertama kalinya manusia tidak dibatasi oleh alam karena manusia bisa menciptakan materi baru.

Penciptaan bahan baru tersebut juga membantu orang bebas dari kendala sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh kelangkaan sumber daya alam. Sejarah revolusi plastik pun dimulai sejak saat itu.

Baca juga: Sejak Kapan Lipstik Ditemukan dan Digunakan?

Pada tahun 1907, Leo Baekeland menemukan Bakelite, yakni plastik sintetis penuh pertama yang tidak mengandung molekul yang ditemukan di alam.

Bakelite bukan hanya isolator yang baik, jenis plastik ini juga tahan lama, tahan panas, cocok untuk produksi massal dan bisa dipasarkkan sebagai bahan dengan seribu kegunaan.

Perkembangan dan kekhawatiran akan plastik

Perkembangan plastik tidak bisa dilepaskan dari sejarah Perang Dunia II. Kebutuhan untuk melestarikan sumber daya alam yang langka menjadikan produksi alternatif sintetik sebagai prioritas dan plastik menyediakannya.

Lonjakan produksi plastik berlanjut setelah perang berakhir. Masyarakat Amerika contohnya, berbelanja lagi dan sebagian besar barang yang mereka beli terbuat dari plastik.

Penggunaan plastik oleh manusia telah menantang bahan tradisional dan menang. Sejarah perjalanan penggunaan benda ini pun kemudian berhasil menggantikan baja di mobil, kertas dan kaca untuk kemasan, serta kayu di furnitur.

Baca juga: Sejak Kapan Kalkulator Digunakan Sebagai Alat Hitung?

Ilustrasi cukai plastikSHUTTERSTOCK/Pressmaster Ilustrasi cukai plastik

Optimisme tentang plastik tidak bertahan lama dan tidak lagi dianggap positif. Potongan plastik di lautan pertama kali diamati pada 1960-an dan seiring kesadaran akan isu lingkungan, keberadaan sampah plastik mulai meresahkan.

Plastik juga lambat laun menjadi kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang murah, tipis, atau palsu.

Reputasi plastik semakin turun pada 1970-an dan 1980-an karena kecemasan tentang limbah meningkat karena bahan tersebut tidak mudah terurai.

Pada tahun 1980-an industri plastik mendorong untuk melaukan daur ulang sebagai bagian dari sistem pengelolaan limbah. Namun daur ulang ini jauh dari sempurna dan sebagian besar plastik masih berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan.

Reputasi plastik semakin terpuruk berkat kekhawatiran yang berkembang tentang potensi ancaman yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia.

Baca juga: Sejak Kapan Tinta Digunakan untuk Menulis dan Mencetak?

Beberapa ilmuwan dan anggota masyarakat prihatin dengan bukti bahwa bahan kimia ini terlepas dari plastik dan masuk ke dalam makanan, air, dan tubuh kita. Mereka khawatir akan efek bahan kimia yang dapat terjadi pada generasi mendatang.

Masa depan plastik

Meski tumbuh ketidakpercayaan, plastik sangat penting untuk kehidupan modern pula. Plastik memungkinkan pengembangan komputer, ponsel, dan sebagian besar kemajuan kedokteran modern yang menyelamatkan nyawa.

Mengganti bahan alami dengan plastik telah membuat banyak barang menjadi lebih murah, lebih ringan, lebih aman, dan lebih kuat.

Karena jelas plastik merupakan hal yang berharga pula dalam hidup, beberapa ilmuwan pun berusaha membuat plastik lebih aman dan berkelanjutan.

Beberapa inovator sedang mengembangkan bioplastik, yang terbuat dari tanaman bukan bahan bakar fosil, untuk menciptakan zat yang lebih ramah lingkungan daripada plastik konvensional. Yang lain bekerja untuk membuat plastik yang benar-benar dapat terurai secara hayati.

Baca juga: Sejak Kapan Sikat Gigi Dipakai untuk Membersihkan Gigi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com