Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Menuju Generasi Emas: Masalah Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Kompas.com - 13/03/2023, 15:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Percepatan Penurunan Stunting dan pemanfaatan pangan lokal

Hari Gizi Nasional ke 63 mengangkat thema “PROTEIN HEWANI CEGAH STUNTING”. Thema ini diangkat sehubungan dengan upaya pemerintah yang sedang bekerja keras utuk menurunkan angka prevalensi, yang menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sebesar 21,2 persen dan diharapkan menjadi 14 persen tahun 2024.

Tidak mudah untuk mengejar target tersebut, tetapi upaya optimis terus ditingkatkan menuju Generasi Emas. Sebagai masalah gizi kronis, stunting terjadi dalam proses yang relatif membutuhkan waktu dari masalah gizi kurang atau buruk sebelum menjadi kronis, yaitu ibu hamil yang kurang gizi terhadap tumbuh kembang janin yang dikandungnya, sehingga bayi lahir BBLR.

Baca juga: Tips Memilih Bahan Makanan yang Baik, Ahli Gizi Jelaskan

Setelah lahir, perhatian penting yang perlu dilakukan adalah setelah bayi lulus ASI eksklusif, yaitu pemberian makanan pendamping ASI dengan kandungan gizi optimal dan disesuaikan dengan usia bayi, termasuk jumlah asupan, texture makanan , dan hygiene/salitasi. Periode kritis pertumbuhan sering disebut sebagai Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), yakni masalah gizi selama kehamilan hingga usia bayinya mencapai dua tahun.

Masalah gizi pada remaja puteri sebagai mother to be pencetak generasi penerus terus digalakkan. Prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia mencapai 32 persen (Riskesdas 2018), sementara anemia pada ibu hamil menapai 49 persen.

Penyiapan generasi yang sehat dan cerdas harus dilakukan sejak dini, dengan memenuhi kebutuhan gizi calon ibu dan bayi dari sejak dalam kandungan, demi mencapai Visi Indonesia Maju, memiliki Generasi Emas di tahun 2045. Oleh karena itu, masalah gizi ini perlu ditangani secara holistic dan dari dasar.

Pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal dapat dicapai bila asupan makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh basic need berasal dari pangan yang secara harfiah disediakan oleh alam.

Indonesia memiliki iklim yang sangat bagus sehingga hampir semua jenis tumbuhan dan ternak (pangan) dapat tersedia.

Pangan dibedakan atas pangan hewani dan pangan nabati, yang manfaatnya bisa saling bersinergi dalam memenuhi kebutuhan tubuh.

Karakteristik geografis wilayah dan keaneka-ragaman hayati juga memiliki pengaruh terhadap budaya lokal yang berkembang; sebagai contoh, dulu kita mengenal berbagai makanan pokok di masyarakat yaitu beras (Jawa, Bali, Sumatera), jagung (wilayah NTT), sagu (Maluku dan Papua), ubi (Papua).

Baca juga: Manfaat dan Kandungan Gizi Singkong

Sudah saatnya kita untuk mengangkat kembali upaya diversifikasi pangan melalui optimalisasi pangan lokal. Ini sangat mungkin, asalkan kita mampu berfikir jernih dan berinovasi agar masyarakat kembali mencintai pangan local yang jauh lebih sehat, dan alami.

Upaya ini perlu diberikan sentuhan inovasi agar pemanfaatan pangan lokal bisa menjadi demand dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat, dan sedikit berpaling dari pangan import seperti terigu, keju dan susu, menuju pangan lokal seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, biji-bijian (termasuk sorgum) telur, ikan, unggas.

Ni Ketut Aryastami
Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi - BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com