KOMPAS.com - Ada kentut yang tidak bersuara dan tidak berbau, tetapi kadang kentut juga bisa jika bersuara keras dan berbau busuk.
Kentut yang bau sebenarnya adalah hal yang normal. Namun, dalam beberapa kasus, kentut bau bisa menjadi indikator adanya infeksi, masalah pencernaan, atau masalah lainnya.
Melansir Healthline, berikut adalah beberapa penyebab kentut berbau busuk?
Banyak makanan yang berserat tinggi dapat menyebabkan kita lebih sering kentut.
Makanan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai dalam sistem pencernaan sehingga mereka berfermentasi seiring waktu.
Baca juga: Mengapa Manusia Kentut?
Makanan berserat tinggi juga terkadang berbau sehingga kentut juga bisa berbau. Ini terutama berlaku untuk sayuran yang berbau tajam, seperti:
Jika kita memiliki kepekaan atau reaksi terhadap makanan tertentu, kentut kira mungkin berbau busuk. Misalnya, orang dengan intoleransi laktosa tidak dapat memecah gula laktosa sehingga zat tersebut difermentasi oleh bakteri di usus.
Gangguan terkait gluten, termasuk penyakit celiac, juga bisa menyebabkan bau kentut. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan cedera di usus, yang mengakibatkan malabsorpsi dan perut kembung.
Baca juga: Kenapa Manusia Suka Makanan Pedas?
Meski jarang, obat-obatan tertentu bisa menyebabkan kentut bau. Antibiotik membunuh patogen berbahaya di dalam tubuh, tetapi juga dapat menghancurkan beberapa bakteri "baik" di perut yang membantu pencernaan.
Tanpa bakteri baik ini, kentut kita mungkin berbau. Selain itu, kira juga bisa mengalami kembung dan sembelit.
Sembelit menunjukkan bahwa ada penumpukan feses atau kotoran di usus besar.
Jika kita tidak buang air besar secara teratur, kondisi ini dapat menyebabkan bakteri dan bau tidak sedap berkembang. Hasil akhirnya adalah kentut yang berbau busuk dan terkadang menyakitkan.
Saat tubuh kita mencerna makanan, ia mengekstraksi nutrisi dan mengirimkannya ke aliran darah. Kemudian, produk limbah dikirim ke usus besar.
Baca juga: Kenapa Kita Sering Lupa Isi Mimpi?
Proses pencernaan yang terganggu dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pada usus dan saluran pencernaan.
Kondisi yang kemudian menyebabkan volume gas yang lebih banyak dari biasanya dan bau yang menyengat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.