Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2023, 20:34 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Mimpi adalah rangkaian gambaran, pikiran, dan sensasi yang muncul dalam pikiran selama tidur. Bermimpi adalah pengalaman universal yang dialami oleh siapa saja.

Beberapa orang bisa mengingat mimpinya dengan jelas, meski singkat. Ada juga yang sama sekali tidak ingat dengan mimpinya setelah bangun tidur. 

Apakah semua orang bermimpi?

Rata-rata manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari hidupnya untuk tidur. Selama jam tidur ini, banyak mimpi yang kita alami.

Dari semua mimpi, kita mungkin hanya mengingat beberapa saja. Dilansir dari Radbound Universiteit, penelitian telah menunjukkan bahwa semua orang bermimpi, terlepas dari mereka mengingat atau melupakan mimpinya. 

Baca juga: Apa Isi Mimpi Orang Buta Saat Tidur?

Secara umum, sebagian besar mimpi yang kita alami selama tidur akan terlupakan dan ini adalah fenomena yang umum.

Kenapa kita sering lupa isi mimpi?

Dilansir dari Medical News Today, mimpi bisa muncul saat otak memilah informasi menjadi memori jangka pendek dan jangka panjang.

Kita mungkin tidak mengingat peristiwa dalam mimpi karena kita tidak bisa mengakses informasi tersebut saat bangun tidur.

Dalam sebuah artikel tahun 2016 yang terbit di Behavioral and Brain Sciences Journal, para peneliti mengatakan bahwa orang-orang melupakan mimpinya disebabkan oleh perubahan kadar asetilkolin dan norepinefrin selama tidur.

Kemudian, sebuah studi tahun 2018 berusaha untuk mengetahui apakah struktur otak seseorang memengaruhi kemampuan mereka dalam mengingat mimpi.

Baca juga: Arti Sebuah Mimpi, dari Mimpi Gigi Copot hingga Selingkuh

Dalam studi ini, para peneliti meneliti hubungan antara frekuensi ingatan mimpi dan kepadatan materi putih atau abu-abu di wilayah otak yang terkait dengan mimpi, seperti:

  • Amigdala
  • Hipokampus
  • Korteks prefrontal medial (MPFC)
  • Persimpangan temporoparietal (TPJ)

Studi ini melibatkan 92 peserta yang dikategorikan menjadi dua kelompok berdasarkan frekuensi mereka mengingat mimpi.

Kepadatan materi otak amigdala dan hippocampus tidak berbeda secara signifikan antara kelompok ingatan mimpi tinggi dan rendah.

Namun, peserta dengan ingatan mimpi yang baik memiliki kepadatan materi putih yang lebih tinggi di MPFC, daripada kelompok dengan ingatan mimpi yang rendah.

Baca juga: Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Parkinson, Studi Ini Jelaskan

Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa orang dengan ingatan mimpi yang baik juga menunjukkan peningkatan aliran darah di daerah TPJ dan MPFC di otak mereka.

Berdasarkan temuan ini, penulis penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan aktivitas di TPJ dapat mendorong transisi pengalaman mimpi ke dalam ingatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com