Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikenal Soliter, Beberapa Laba-laba Berevolusi Jadi Hewan Sosial

Kompas.com - 27/11/2022, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari 50.000 spesies laba-laba di dunia, sebagian besar tidak memiliki sifat sosial, bahkan di antaranya sering memakan calon pasangannya sendiri.

Namun beberapa di antara spesies yang anti sosial itu, rupanya ada pula laba-laba yang memilih untuk hidup bersama dengan nyaman dalam koloni. Mereka bahkan berbagai makanan.

"Salah satu syarat untuk hewan sosial adalah mereka memiliki ukuran otak yang lebih besar. Itu digunakan tak hanya untuk menyimpan informasi tentang lingkungan fisik, tetapi juga sosial," kata Alexander Mikheyev dari Australian National University.

Baca juga: Laba-laba Funnel-Web Sydney, Spesies Paling Beracun di Dunia

Tetapi, yang perlu diketahui adalah laba-laba tak memiliki otak. Lantas, bagaimana hewan tersebut memiliki kemampuan untuk hidup sosial?

Mikheyev mencatat sistem saraf laba-laba sosial lebih berkembang daripada rekan-rekan soliter mereka. Laba-laba sosial ini diketahui mendistribusikan neuronnya ke seluruh tubuh.

Namun dalam studi terbaru, peneliti memilih untuk mempelajari gen yang terkait dengan kemampuan bersosialisasi pada laba-laba.

Mengutip IFL Science, Sabtu (26/11/2022) peneliti kemudian menganalisis genetika dari 22 spesies laba-laba sosial dan subsosial, termasuk Delena cancerides.

Setelah menganalisis, peneliti menemukan gen tertentu di mana perubahan sering dikaitkan dengan kemampuan bersosialisasi. Misalnya gen protein 4 yang mengandung Bromodomain ditemukan pada lima spesies laba-laba sosial dan dua subsosial.

Selain itu, spesies laba-laba sosial umumnya mengalami evolusi molekuler yang lebih cepat di seluruh genom, dibandingkan dengan laba-laba nonsosial.

Hal ini menunjukkan, bahwa laba-laba sosial mempunyai kesejajaran gen seperti yang membentuk mahluk sosial lainnya.

Beberapa hewan menjadi sosial, sehingga mereka bisa berburu bersama, terutama menangkap mangsa yang lebih besar.

Tetapi pada kasus D.cancerides, laba-laba pemburu dari Australia yang hidup dalam koloni di bawah kulit kayu akasia ini tidak melakukannya. Mereka justru terlihat berbagi makanan dengan laba-laba lain.

"Sebagian besar kita melihat toleransi daripada kerja sama. Namun jika melihat perilaku dasar laba-laba yang agresif, berbagi ruang saja tentu menjadi tantangan bagi mereka, apalagi berburu bersama," ungkap Mikheyev.

Baca juga: Gejala Digigit Laba-laba, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Gigitannya

Selain soal bisa berburu bersama, hidup sosial juga dapat mempermudah penyebaran informasi mengenai sumber makanan atau pemangsa.

Namun, Mikheyev mengatakan, hidup berkoloni pada laba-laba lebih cenderung karena memanfaatkan sumber daya yang terbatas, seperti tempat bersarang misalnya.

Studi dipublikasikan di Nature Communications.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com