Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Menopause Selain Berhenti Menstruasi

Kompas.com - 25/10/2022, 11:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Tak bisa dipungkiri, penurunan hormon estrogen memang memegang peranan penting dalam perubahan mood, terkait dengan fungsinya dalam regulasi sintesis dan metabolisme berbagai neurotransmitter terkait mood, seperti serotonin, dopamine, dan norepinephrine.

Disregulasi dari berbagai neurotransmitter tersebut pada daerah hipothalamus, korteks prefrontal, dan sistem limbik dapat menyebabkan gangguan mood dan perasaan lelah (fatigue).

Perubahan mood tersebut, nantinya dapat berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkan gejala kecemasan dan depresi.

Gejala kecemasan, ditandai dengan perasaan gelisah, panik, berkeringat, hingga sesak napas.

Sementara, gejala depresi dapat ditandai dengan perasaan lelah, tidak berenergi, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, dan perubahan berat badan yang dapat memperburuk kualitas hidup.

“Selain itu, proses penuaan pada fisik perempuan saat menopause, akan menimbulkan rasa tidak percaya diri dan terbentuknya pandangan negatif pada dirinya,” kata dr Natalia.

Cara mengatasi gejala menopause

1. Pola hidup sehat

Dikatakan dr Tita, risiko perubahan fisik tubuh akibat menopause dapat dihindari dengan kebiasaan hidup sehat, yakni dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang, serta tidak merokok.

“Jenis olahraga yang tepat adalah olahraga yang membuat lancar pertukaran udara (aerobik), sebaiknya dilakukan setiap hari selama 30 menit, minimal 4 kali seminggu, dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia,” tuturnya.

Baca juga: 8 Gejala Menopause, Haid Tak Teratur hingga Hot Flashes

2. Terapi hormon

Selain gaya hidup, pengobatan untuk gejala menopause dapat dilakukan dengan terapi hormon.

Pengobatan hormon untuk keluhan menopause sebenarnya bukanlah pengobatan utama. Apalagi, jika perempuan tersebut memiliki sindroma metabolik, terapi hormon tidak bisa digunakan.

“Namun, penelitian terkini membuktikan bahwa pengobatan hormon relatif aman bila diberikan topical melalui kulit, selaput lendir atau vagina,” ujar dr. Tita.

3. Relasi yang baik dalam keluarga

Hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga dapat membantu meringankan stress akibat menopause dan membantu perempuan menjadi lebih resilien dalam melewati fase ini.

Peran support system sangat penting dalam membantu perempuan menjalankan masa menopause.

Dr Natalia mengingatkan, ketika disfungsi seksual akibat menopause terjadi, pasangan perlu saling berkomunikasi terkait ekspektasi satu sama lain soal hubungan seksual.

Pasangan juga dapat melakukan couples therapy, untuk membantu agar dapat saling memahami dan membentuk strategi dalam menghadapi perubahan biologis, hormonal, dan psikologis yang sedang terjadi.

“Beberapa hal yang perlu dibicarakan adalah bagaimana fase menopause ini berdampak pada hubungan, keintiman, seksualitas, dan bagaimana harapan dan ekspektasi terhadap satu sama lain dalam melewati fase ini,” pungkasnya.

Baca juga: Seperti Manusia, Beberapa Paus Juga Alami Menopause

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com