Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangga Makan Tumbuhan Lebih Banyak dari Sebelumnya, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/10/2022, 08:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Daun-daun yang menjadi sampel tersebut dikumpulkan dari dua hutan di Amerika Serikat bagian timur laut dan hutan di Kosta Rika.

Sementara itu data fosil didapat dari kumpulan data yang diterbitkan yang mencakup garis lintang dan iklim, dan membentang dari 66,8 juta tahun yang lalu melalui Pleistosen hingga kira-kira 2 juta tahun yang lalu, sebelum manusia purba bermigrasi keluar dari Afrika.

"Kami mengusulkan bahwa tren pemanasan yang relatif cepat di era modern mungkin bertanggung jawab atas meningkatnya frekuensi herbivora yang lebih tinggi, misalnya dalam hal mencari sumber makanan mereka yaitu tanaman," terang Azevedo-Schmidt.

Peneliti pun memperingatkan peningkatan serangga dapat memiliki konsekuensi yang tak diketahui bagi tanaman dan komunitas hutan.

Baca juga: Serangga Langka Ini Membutuhkan Lingkungan Bersalju untuk Bertahan Hidup

Penelitian sebelumnya juga telah menemukan lebih banyak kerusakan serangga pada spesimen herbarium dari awal 2000-an dibandingkan dengan yang dikumpulkan satu dekade sebelumnya. Pola ini disebut terkait dengan kenaikan suhu.

Iklim yang cepat memanas dan pengenalan spesies invasif adalah faktor besar lainnya yang dapat mendorong peningkatan serangga herbivora.

Pada saat yang sama, pertanian memusnahkan serangga. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman harus bekerja keras untuk menarik penyerbuk.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh manusia pada interaksi tanaman-serangga tak hanya dikendalikan oleh perubahan iklim saja melainkan cara manusia berinteraksi dengan lanskap terestrial," tulis peneliti menyimpulkan.

Studi tentang serangga makan tumbuhan lebih banyak dari sebelumnya ini telah dipublikasikan di jurnal PNAS.

Baca juga: Pikat Serangga, Bunga Semprotkan Aroma Wangi Saat Lebah Mendekat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com