Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Terbentuk Hanya dalam Hitungan Jam, Studi Baru Mengungkapnya

Kompas.com - 09/10/2022, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pertengahan 1970-an, para astronom berpikir bahwa Bulan bisa saja terbentuk dari tabrakan antara Bumi dan protoplanet seukuran Mars kuno, yang disebut Theia.

Dampak tabrakan disebut menciptakan bidang puing yang sangat besar, yang kemudian perlahan-lahan membentuk Bulan selama ribuan tahun.

Tetapi hipotesis baru, berdasarkan simulasi superkomputer yang dibuat pada resolusi yang lebih tinggi daripada sebelumnya, menunjukkan bahwa pembentukan bulan mungkin bukan proses yang lambat dan bertahap.

Proses itu justru hanya terjadi dalam beberapa jam.

Baca juga: Apa Warna Bulan yang Sebenarnya?

Para ilmuwan menerbitkan temuan mereka pada 4 Oktober di jurnal The Astrophysical Journal Letters.

Mengutip Live Science, Jumat (7/10/2022) Para ilmuwan mendapatkan petunjuk pertama mereka tentang penciptaan Bulan setelah kembalinya misi Apollo 11 pada Juli 1969.

Saat itu astronot NASA Neil Armstrong dan Buzz Aldrin membawa 21,6 kilogram batu dan debu bulan kembali ke Bumi.

Sampel tersebut berasal dari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, menempatkan penciptaan bulan dalam periode pergolakan sekitar 150 juta tahun setelah pembentukan tata surya.

Petunjuk lain menunjukkan, satelit alami terbesar kita dilahirkan oleh tabrakan dahsyat antara Bumi dan planet yang dinamai Theia.

Tapi, bagaimana tepatnya tabrakan kosmik terjadi masih diperdebatkan. Hipotesis konvensional menunjukkan bahwa ketika Theia menabrak Bumi, dampak penghancuran planet menghancurkan Theia menjadi jutaan keping, membuatnya menjadi puing-puing yang mengambang.

Reruntuhan Theia, bersama dengan beberapa batu yang menguap dan gas yang terkoyak dari mantel planet muda kita, perlahan-lahan bercampur menjadi piringan di mana bola cair bulan menyatu dan mendingin selama jutaan tahun.

Tetapi hipotesis itu tetap meninggalkan kepingan yang sulit dipahami. Salah satunya, jika Bulan sebagian besar terbuat dari Theia mengapa justru banyak batuan Bulan yang mirip dengan yang ditemukan di Bumi.

Baca juga: 5 Bulan Paling Menakjubkan di Tata Surya

Untuk menyelidiki kemungkinan skenario yang berbeda untuk pembentukan bulan setelah tabrakan, penulis studi baru beralih ke program komputer yang disebut SPH With Inter-dependent Fine-grained Tasking (SWIFT).

Program itu dirancang untuk mensimulasikan jaringan gravitasi yang kompleks dan selalu berubah, serta gaya hidrodinamik yang bekerja pada sejumlah besar materi.

Melakukannya secara akurat bukanlah tugas komputasi yang sederhana, jadi para ilmuwan menggunakan superkomputer untuk menjalankan sistem program yang dijuluki COSMA di fasilitas Distributed Research Utiling Advanced Computing (DiRAC) Universitas Durham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com